Nationalgeographic.co.id—Semua orang tahu bunyi khas saat kucing merasa bahagia—dengkuran lembut yang mengalun saat ia dipangku atau dielus. Tapi, apakah kucing satu-satunya di dunia hewan yang bisa mendengkur?
Ada banyak hal yang membuat kita menyukai kucing—dan suara dengkurannya tentu salah satunya. Pemilik kucing hampir selalu tahu kapan hewan peliharaannya merasa senang, cukup dari dengungan rendah dan lembut yang menandakan rasa nyaman. Tapi, apakah hanya kucing yang bisa mendengkur?
Jawabannya tergantung pada bagaimana kita mendefinisikan kata “mendengkur,” ujar Jonathan Losos, profesor biologi di Washington University di St. Louis dan penulis buku The Cat's Meow: How Cats Evolved from the Savanna to Your Sofa (Viking, 2023).
“Kalau pertanyaannya adalah ‘hewan apa saja yang mendengkur,’ maka saya akan balik bertanya, ‘apa yang kamu maksud dengan mendengkur?’” kata Losos kepada Live Science.
Menurutnya, ada dua komponen penting dalam dengkuran. Yang pertama adalah konteksnya. Kucing memang dikenal mendengkur saat mereka merasa senang, tetapi mereka juga bisa mendengkur ketika sedang stres atau kesakitan.
Anak kucing mulai mendengkur tak lama setelah lahir, dan baik induk maupun anak sering kali saling mendengkur saat menyusui atau mencari satu sama lain.
Komponen kedua adalah mekanisme fisiknya. Hingga kini, ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana kucing mendengkur. Namun, salah satu ciri utama dari dengkuran adalah getaran pada laring—struktur di tenggorokan yang dikenal sebagai “kotak suara” pada manusia.
Berbeda dengan vokalisasi hewan lain yang umumnya hanya terjadi saat mengembuskan napas, dengkuran kucing terjadi secara terus-menerus baik saat menarik maupun mengembuskan napas.
“Suara yang dihasilkan sangat konstan, dan inilah salah satu ciri khas dengkuran kucing,” jelas Losos.
Keunikan suara yang berkelanjutan ini menjadikan kucing—secara biologis—spesial dalam hal mendengkur. Meski begitu, kucing peliharaan (Felis catus) bukan satu-satunya spesies kucing yang bisa mendengkur.
Beberapa kucing liar seperti cheetah (Acinonyx jubatus), cougar (Puma concolor), serval (Leptailurus serval), dan bobcat (Lynx rufus) juga diketahui mampu mendengkur. Sebagian ilmuwan bahkan berpendapat bahwa alih-alih membagi kucing menjadi "besar" dan "kecil", lebih akurat jika kita mengklasifikasikan mereka menjadi kucing yang “mendengkur” dan kucing yang “mengaum.”
Baca Juga: Misteri Kucing Oranye, Dari Mana Mereka Mendapatkan Warna Bulunya?
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR