Nationalgeographic.co.id - Ketika masih memiliki hobi berburu, Miha Mlakar, memiliki impian untuk membunuh beruang. Namun akhirnya, pria Slovenia berusia 33 tahun ini, justru hidup berdampingan dengan mereka di hutan.
Saat ini, Mlakar ingin mengamati dan membidik beruang dengan kamera, bukan senapan. Ia menjalankan tur observasi beruang dengan harapan bisa mempromosikan gagasan bahwa manusia dan hewan tersebut bisa hidup berdampingan dengan damai.
Di dekat desa Markovec, Mlakar membangun 20 tempat persembunyian di dalam hutan yang hanya bisa ditempuh dengan kendaraan off-road. Di sana, Mlakar akan menemani para turis untuk mengamati beruang.
Baca juga: Pembangunan Rest Area di Taman Nasional Komodo Menuai Protes
Meski hampir mengalami kepunahan, namun populasi beruang cokelat di Slovenia kini mengalami peningkatan. Berkat hutan yang semakin luas, jumlahnya hampir mencapai seribu di negara tersebut – dua kali lipat dari dekade sebelumnya.
“Saya tidak bisa membayangkan hutan ini tanpa beruang. Hewan besar tersebut membuat hutan menjadi lebih liar, murni, dan alami, seperti ratusan tahun lalu. Saya merasakan koneksi yang kuat dengan para beruang,” paparnya.
Menangani beruang
Dalam sebuah survei 2016, sebanyak 60% responden yang tinggal di sekitar beruang, mengatakan bahwa mereka mendukung keberadaan hewan tersebut di sana.
Rok Cerne, petugas alam liar dari Slovenia Forest Service, mengatakan, rata-rata hanya ada satu hingga tiga kasus kontak fisik antara beruang dan manusia, per tahunnya.
“Beruntung, kami belum pernah menemukan insiden serius dalam beberapa tahun ini,” ujarnya.
Menurut Cerne, ia dan timnya sangat aktif dalam melakukan pencegahan konflik manusia-beruang. Salah satu caranya adalah dengan memerintahkan warga untuk membersihkan sisa makanan yang bisa menarik perhatian beruang.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | AFP |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR