Nationalgeographic.co.id - Pemerintah kota Kediri, bekerja sama dengan Paguyuban Tosan Aji dan Keris Panji Joyoboyo mengadakan pameran keris kuno, peninggalan abad ke-8 hingga abad ke-19.
Pameran benda pusaka ini diadakan di pusat kuliner Titik Nol, Kediri, Jawa Timur. Abdullah Abu Bakar sebagai walikota Kediri pun mengapresiasi kegiatan pameran keris ini. Sebelumnya kegiatan ini sudah pernah diadakan tahun lalu, dan ini merupakan kegiatan tahun kedua mereka.
“Dengan pameran ini masyarakat bisa tahu bahwa keris itu sebuah mahakarya yang dalam pembuatannya memiliki filosofi dan harapan. Jadi tidak lagi dipandang mistis seperti yang ada di masyarakat,” ucap Abdullah.
Baca Juga : Uncanny Valley, Robot Cantik yang Mengusik Rasa Nyaman Manusia
Lebih lanjut, Abdullah mengatakan bahwa pemerintah kota mendukung keberlangsungan kegiatan ini. Faktor edukasi menjadi perhatian utama pemerintah kota.
Keris sudah menjadi salah satu warisan budaya nonbendawi oleh UNESCO. Oleh sebab itu, pengetahuan masyarakat, terutama remaja dapat bertambah dari kegiatan ini. Dengan kegiatan ini, pemerintah kota juga berharap agar masyarakat dapat mengakui dan mencintai benda warisan budaya ini.
“Kami berharap keris ini terus dijaga dan dicintai. Seperti ini sangat disukai oleh negara lain. Untuk itu harus dijaga agar tidak diambil oleh negara lain,” ungkap Abdullah.
Pameran dengan judul "Gugat Keris Jenggala 2" ini menampilkan sekitar 200 buah keris yang berasal dari abad ke-8 hingga abad ke-19 di dalam sebuah kotak kaca. Sebagai sarana edukasi, keris-keris yang dipamerkan ini diberi keterangan nama dan jenisnya.
Selain pameran keris, "Gugat Keris Jenggala 2" juga akan memberi sumbangan kepada korban gempa Lombok. Keris yang dipamerkan akan dilelang, dan hasilnya akan disumbangkan kepada para korban gempa Lombok.
Tidak hanya itu, selain kegiatan pameran benda pusaka dan pemberian bantuan, pemerintah juga mengadakan acara pameran UMKM yang dikemas dalam “Kediri Creative Exhibition”. Acara ini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Kediri saja, melainkan juga dari daerah lain seperti Tulungagung, Nganjuk sampai Blitar.
Baca Juga : Masyarakat Menghijaukan Kembali Wilayah Hutan Lindung di Aceh
Ketua Paguyuban Tosan Aji dan Keris Panji Joyoboyo Kediri, Imam Mubarok mengungkap bahwa panitia mengundang pelajar untuk ikut menyaksikan pameran dengan harapan agar para pelajar bisa semakin memahami benda warisan budaya ini.
Sumber Berita : www.aktual.com
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Tribunkediri.com |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR