Nationalgeographic.co.id - Peristiwa ini terjadi pada penerbangan Jet2 beberapa saat sebelum memulai perjalanan dari Funchal, Madeira. Seorang pramugari memegang botol semprot di kedua tangannya dan berjalan sambil menyemprotkan botol tersebut di arah sirkulasi kabin pesawat.
Roy Fitzgerald, penumpang yang kala itu sedang berada dalam pesawat mengatakan bahwa para awak pesawat hanya mengumumkan bila mereka akan menyemprotkan insektisida. Kemudian, para penumpang diminta untuk menutup mata.
"Saya seringkali berpergian dengan menggunakan pesawat dan itu tidak pernah terjadi sebelumnya," katanya. Meski ia tidak merasa terganggu, tetapi ia merasa heran dan berpikir bahwa tindakan yang dilakukan aneh.
Baca Juga : Perang Tersingkat Sepanjang Sejarah, Inggris Melawan Zanzibar
Penyemprotan ini sebenarnya jarang terjadi di Eropa, tetapi kini banyak negara yang secara rutin melakukan ini sebelum pesawat terbang untuk mengurangi ancaman penyakit menular.
Hal serupa juga pernah dialami oleh salah seorang redaksi National Geographic Indonesia yang tengah terbang dari Singapura menuju Indonesia. Kala itu pramugari mengumumkan akan melakukan penyemprotan disinfektan ke arah sirkulasi udara kabin. Sambil menyemprotkan disinfektan, pramugari tersebut juga mengatakan bahwa hal ini tidak berbahaya dan sesuai dengan peraturan penerbangan setempat.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa negara diharuskan untuk melakukan penyemprotan ini sebelum lepas landas untuk mencegah penyebaran serangga dan penyakit yang dibawa oleh penumpang.
Penyemprotan diutamakan di negara-negara yang terkena malaria seperti Kuba, Jamaika, India, Australia, dan Selandia Baru, sehingga pesawat secara rutin menyemprotkan insektisida sebelum lepas landas. Beberapa penerbangan juga menyemprotkan disinfektan untuk mencegah terbawanya penyakit menular ke negara yang dituju.
Metode ini merupakan cara disinseksi, yaitu tindakan yang dilakukan untuk membunuh serangga atau penyakit yang dapat menularkan penyakit. Selain itu, pada kabin juga disemprotkan insektisida sebelum atau sesudah penumpang memasuki area pesawat.
Baca Juga : Black Dahlia, Kasus Pembunuhan dan Mutilasi yang Tidak Terpecahkan
Dalam situs World Health Organization (WHO) dituliskan bahwa ada sejumlah kasus malaria di mana negara yang awalnya tidak ada malaria, tetapi karena penumpang yang berada di tempat yang menjadi wabah malaria bisa saja membawa nyamuk ke dalam pesawat.
Beberapa penumpang melaporkan merasa sakit setelah insektisida disemprotkan di dalam pesawat. Namun, WHO mengatakan tidak ada bukti bahwa semprotan itu berbahaya bagi manusia.
Juru bicara Jet2 mengatakan, penyemprotan yang dilakukan dalam pesawat telah sesuai dengan pedoman dari WHO.
Source | : | Mirror.co.uk,Express.co.uk |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR