Nationalgeographic.co.id - Musim penghujan biasanya berlangsung di bulan Oktober hingga April. Namun sekarang sudah memasuki musim penghujan, dan hujan masih belum turun. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (9/10/2018), Kepala Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Djatmiko mengatakan bahwa hujan memang belum menyapa Jakarta, tetapi menyanggah bahwa Indonesia masih berada pada musim kemarau.
"Untuk di Jakarta memang belum hujan, tapi beberapa daerah seperti Aceh sudah hujan. Untuk Jakarta, hujan akan sedikit terlambat," ujarnya.
Baca Juga : Kerangka Mukawaryu di Jepang Berhasil Dirakit Untuk Pertama Kalinya
Menurutnya, kondisi saat ini masih dapat dikatakan normal karena hujan di wilayah pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan tiba pada tiga bulan terakhir di penghujung tahun 2018.
Hary menambahkan bahwa mereka telah memprediksikan awal musim hujan antara Oktober, November, dan Desember. Secara bertahap, pada bulan Oktober sudah terlihat adanya pembentukan dan pertumbuhan awan hujan, hanya saja belum merata.
Bila di wilayah Jakarta awal musim penghujan jatuh pada bulan November, Hary menunturkan bahwa bulan Oktober akan lebih banyak pembentukan dan pertumbuhan awan hujan yang belum merata. Untuk pancaroba, telah berlangsung pada bulan September.
Pengumpulan awan hujan memungkinkan akan terjadinya hujan disertai dengan kilat dan petir walaupun masih jarang.
Baca Juga : Anjing Dapat Memahami Perasaan Manusia Hanya Melalui Ekspresi
Untuk wilayah yang belum mendapatkan hujan, Hary mengimbau agar masyarakat bersabar karena sudah dipastikan hujan tetap akan datang. Meski begitu, ia tidak memungkiri bahwa kemarau yang terjadi pada tahun ini lebih kering dibanding dua tahun terakhir.
Periode kemarau di pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara tahun ini memang lebih kering dibandingkan tahun 2016 dan 2017. Namun, tidak separah tahun 2015. Saat itu El Nino menyebabkan kemarau panjang hingga Desember.
Dalam kasus tahun ini, Hary menegaskan bila El Nino masih dalam kategori normal dan lemah. Artinya fenomena tersebut belum bisa memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengubah curah hujan di Indonesia. Hary memperkirakan khusus untuk wilayah Jakarta, hujan akan lebih dulu turun di daerah selatan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR