Peningkatan obesitas secara global menjadi salah satu faktor risiko utama yang dapat menjelaskan mengapa kasus hipertensi pada remaja dan anak kecil semakin banyak.
Survei internasional yang dipublikasikan oleh Journal of American College Surgery memberitakan orang dengan berat badan berlebih berisiko 1,7 kali lebih tinggi untuk memiliki hipertensi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan sehat atau normal.
Bila skor BMI lebih tinggi dari 30, maka semakin tinggi pula risiko hipertensi. Karena bila sudah mencapai angka 30, maka sudah masuk ke dalam kategori berat badan berlebih.
Aktivitas fisik seperti olahraga membuat tubuh memproduksi hormon yang dapat melemaskan dinding pembuluh darah, sehingga dapat membantu menurunkan tensi.
Bila kurang bergerak, maka semakin banyak lemak yang tertimbun di dalam tubuh sehingga berat badan akan semakin bertambah.
Jika kurang berolahraga dan memiliki berat badan yang berlebih—bahkan obesitas, hal tersebut semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada usia muda.
Baca Juga : Penemuan Fosil di Arab, Bukti Keberadaan Moyang Manusia Paling Awal?
Kebiasaan remaja dalam mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi garam, akan ikut meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
Asupan garam bersodium tinggi secara terus menerus akan mempersempit pembuluh darah dan membuat tubuh menyimpan kelebihan berat air. Dua faktor tersebut akan meningkatkan tekanan darah.
Para remaja harus mulai menyadari sedini mungkin bahwa penyakit hipertensi pada usia muda semakin banyak setiap tahunnya. Mereka juga harus sadar apa saja risiko komplikasi hipertensi pada kesehatan tubuh di masa depan. Dengan begitu, para remaja bisa mengambil langkah proaktif untuk mencegahnya.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR