Nationalgeographic.co.id - Dua tubuh pendaki Islandia yang menghilang di Himalaya 30 tahun lalu, akhirnya ditemukan pada November lalu oleh pendaki lain. Meski begitu, penyebab kematian mereka masih tetap menjadi misteri.
Sisa-sisa tubuh Kristin Runarsson dan Thorsteinn Gudjohnson ditemukan di bawah gletser dan telah dibawa ke Kathmandu, Nepal, untuk dikremasi sehingga abunya bisa diterbangkan ke negara asal mereka, Islandia.
Baca Juga : Hibernasi Psikologis, Cara Peneliti di Antartika Mengatasi Stres Demi Bertahan Hidup
Steve Aisthorpe, petugas di Church of Scotland, menyatakan bahwa isi film kamera yang ditemukan di saku salah satu mayat telah diberikan kepada ahli. Harapannya, agar itu dapat memberikan petunjuk bagaimana mereka bisa meninggal.
"Penemuan jasad Thorsteinn dan Kristinn setelah puluhan tahun menyentuh hati semua orang yang mengenal dan mencintai dua orang luar biasa ini," kata Aisthrope.
"Peristiwa ini juga menyatukan banyak orang dan saya berdoa keluarga yang ditinggalkan akhirnya bisa merasa tenang," imbuhnya.
Baca Juga : Catatan John Allen Chau Ungkap Detik-detik Sebelum Ia Tewas Dibunuh Suku Sentinel
Aisthorpe sendiri ikut mendaki bersama Runarsson dan Gudjonsson pada Oktober 1988. Namun, ia terpaksa meninggalkan ekspedisi karena sakit.
Aisthorpe pun merelakan Runarsson dan Gudjonsson melanjutkan pendakian tanpa dirinya.
Awalnya, Aisthorpe mengira pasangan tersebut berhasil mencapai puncak, dilihat dari posisi tali mereka. Namun, ternyata Runarsson dan Gudjonsson menghilang selama 30 tahun hingga akhirnya ditemukan pada akhir 2018 ini.
Living in Harmony, Upaya Belantara Foundation Agar Gajah dan Manusia Bisa Hidup Berdampingan
Source | : | New York Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR