Umat Hindu di Bali Sabtu (7/5) ini merayakan Tumpek Landep, yang merupakan salah satu hari suci dalam agama Hindu. Berdasar kalender lokal Bali, perayaan memang jatuh pada hari ini.
Perayaan ini masih berhubungan dengan hari turunnya ilmu pengetahuan, yakni hari raya Saraswati. Maknanya, setelah manusia mendapatkan ilmu di hari Saraswati, manusia harus mengasah ilmu atau pikiran itu seruncing-runcingnya untuk bisa memberi manfaat dalam kehidupan.
Di dalam ritual Tumpek Landep dikenal istilah landeping idep (pikiran), landeping wak (perkataan) dan landeping laksana (perbuatan). Maknanya adalah pikiran, perkataan, dan perbuatan mesti ditajamkan ke arah kemajuan yang bermanfaat besar bagi kepentingan manusia. Di sini ada pengharapan bahwa pemikiran tajam dan cerdas yang dimiliki dapat mensejahterakan kehidupan.
Upacara Tumpek Landep seringkali juga dikatakan "hari jadi" untuk semua peralatan sehari-hari yang berasal dari logam. Hal tersebut sesuai pula dengan asal nama Tumpek Landep, dari kata landep sendiri yang berarti tajam atau runcing.
Persembahan suci dikhususkan untuk segala benda yang terbuat dari bahan baku besi, perak, tembaga dan jenis-jenis logam lainnya. Antara lain mesin, kendaraan, sepeda motor dan alat teknologi termasuk perangkat komputer serta televisi. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempersembahkan kurban suci itu ditujukan terhadap alat-alat pertanian berupa canggul, sabit, maupun traktor.
Ketua Program Studi Pemandu Wisata Institut Hindu Dharma Indonesia Denpasar, I Ketut Sumadi mengungkapkan, Tumpek Landep salah satu hari yang cukup diistimewakan umat Hindu dan dirayakan setiap 210 hari sekali. Upacara dilakukan di rumah tangga masing-masing dengan skala besar maupun skala kecil sesuai kemampuan dari keluarga bersangkutan, berlangsung sejak pagi hingga sore hari.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR