Nationalgeographic.co.id—Setiap pulau memiliki potensi kekayaan alamnya masing-masing. Bagi Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT), kekayaan alam itu antara lain berupa energi panas bumi.
Pada 2017, pemerintah Indonesia menetapkan Pulau Flores sebagai Pulau Panas Bumi. Potensi panas bumi di pulau ini cukup besar, yaitu mencapai 902 MW yang tersebar di 16 titik. Salah satu titik tersebut berada di Ulumbu, Kabupaten Manggarai.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) Ulumbu telah beroperasi sejak 2012. Listrik dari PLTP Ulumbu memasok listrik untuk Kabupaten Manggarai, sebagian Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai Timur. Namun, masih banyak juga daerah lain di Flores, NTT, yang belum teraliri listrik.
Ferdy Hasiman, peneliti sekaligus pengamat energi dari Alpha Research Database Indonesia, mengatakan bahwa kebutuhan energi listrik di NTT adalah hal yang mendesak. “Kalau kita lihat di konstelasi pasokan suplai listrik, rata-rata NTT, bukan hanya Flores, itu sangat bergantung kepada suplai energi dari luar,” kata Ferdy saat dihubungi Oktober lalu.
Menurutnya, selama ini banyak energi listrik di Flores bersumber dari bahan bakar minyak (BBM) dan batu bara. “Dua sumber energi itu tidak ada di Flore,” ujar Ferdy. “Jadi lapangan minyak tidak ada di sini, NTT tidak punya lapangan minyak. Kita juga tidak punya konsesi batu bara. Jadi semua diangkut dari luar.”
“Jadi kalau rasio elektrifikasi NTT selama ini rendah, itu sangat masuk akal,” imbuhnya lagi seraya menegaskan bahwa kebutuhan energi listrik di Flores sudah sangat mendesak.
Ferdy menekankan pentingnya penyediaan fasilitas publik demi memajukan pembangunan di Flores. “Selain jalan dan air, ya listrik ini salah satu paling penting,” ucapnya.
“Jadi itu makanya geotermal yang ada potensinya di Flores, itu sangat mendesak untuk dieksplorasi,” tegasnya. “Yang paling penting adalah eksplorasinya harus benar-benar memitigasi dampak lingkungan dan teknologi-teknologi yang digunakan harus bisa meminimalisir kerusakan lingkungan.”
Senada dengan Ferdy, Pri Utami juga menyatakan potensi panas bumi di Pulau Flores penting untuk dimanfaatkan. Ahli panas bumi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan panas bumi merupakan sumber energi lokal asli Indonesia.
“Kita tidak perlu ‘mengimpor’ panas bumi dari tempat lain, karena memang sudah berada di bawah telapak kaki kita,” kata Pri yang kini menjabat sebagai Kepala Pusat Riset Panas Bumi di Fakultas Teknik UGM sekaligus dosen tamu di Geothermal Institute, The University of Auckland.
Baca Juga: Aliran Listrik dari Panas Bumi Menghidupkan Kampung Adat Cako hingga Mano
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR