Nationalgeographic.co.id—Kita semua tahu bahwa tomat berwarna merah. Itu bukan hal baru, tetapi bagaimana warnanya menjadi merah? Dan mengapa warna tomat bukan biru, ungu, atau warna lainnya?
Menurut ilmuwan, sebuah meteorit menabrak Bumi 60 hingga 70 juta tahun yang lalu dan memusnahkan dinosaurus. Lalu apa kaitannya dengan warna merah pada tomat? Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa tubrukan itu juga menghasilkan tomat merah berukuran besar. Hal ini dapat disimpulkan dari analisis genom tomat.
Penelitian tersebut bertajuk “The tomato Genome Concortium; Tomato genome sequencing and comparative analysis reveal two consecutive triplications that spawned genes influencing fruit characteristics”. Para ilmuwan memetakan genom tomat. Mereka menetapkan bahwa genom tanaman tomat tiba-tiba bertambah tiga kali lipat ukurannya sekitar 60 hingga 70 juta tahun yang lalu.
“Ekspansi genom yang begitu besar menunjukkan kondisi yang sangat menegangkan,” kata Rene Klein Lankhorst, koordinator proyek penelitian genom tomat di Wageningen UR. Peneliti menduga bahwa tabrakan meteorit dan gerhana matahari yang diakibatkannya telah menciptakan kondisi yang sulit bagi tumbuhan untuk bertahan hidup.
Nenek moyang jauh tanaman tomat kemudian memperluas genomnya secara signifikan untuk meningkatkan peluang bertahan hidup. Ketika kondisi kemudian membaik kembali, nenek moyang tomat ini membuang banyak pemberat genetik. Namun basis genetik untuk pembentukan buah telah terbentuk saat itu. Buah tomat memperoleh warna merahnya. “Dan gen-gen tertentu yang menghasilkan racun menghilang,” kata Klein Lankhorst. Dengan cara ini, tomat membedakan dirinya dari anggota familinya, kentang.
Para peneliti tumbuhan dapat “melihat ke belakang” jauh ke masa lalu dengan membandingkan genom tanaman tomat. Mereka membandingkannya dengan anggota famili Solanaceae dan famili tumbuhan lainnya. Dan peneliti memiliki keuntungan karena telah memetakan hampir seluruh 35 ribu gen tomat. Hal ini membuat perubahan sekecil apa pun menjadi nyata. Misalnya, mereka membandingkan tanaman sayuran lokal dengan leluhur liar Solanum pimpinellifolium. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa genom tomat Belanda hanya berbeda 0,6 persen dari genom leluhur liarnya dari abad ke-15.
Hebatnya, susunan genetik tanaman tomat di seluruh dunia dapat ditelusuri hingga leluhurnya. Penelusuran itu membuktikan hubungan antara meteor penyebab kepunahan dinosaurus dan tomat yang berwarna merah itu.
Chicxulub Impactor
Pada akhir Zaman Kapur 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid seukuran kota menabrak Bumi.Chicxulub Impactor, demikian sebutannya, berdiameter antara 10 dan 15 kilometer.
Tumbukan itu dahsyat. Batuan dari dalam kerak Bumi terangkat setinggi 25 kilometer dan terbentuklah deretan pegunungan yang lebih tinggi daripada Himalaya di sekitar tepi kawah.
Asteroid itu menghantam dengan kecepatan 20 kilometer per detik dari sudut 60 derajat di atas horizontal. Tubrukan itu sangat pas untuk mengirimkan jumlah maksimum batuan yang menguap ke atmosfer. Gumpalan gas berbasis sulfur dan debu halus menghalangi sinar matahari, menyebabkan musim dingin yang berlangsung selama 15 tahun.
Baca Juga: Studi Ilmiah: Singkap Misteri Air Bumi dengan Bukti Meteorit Baru
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR