Nationalgeographic.co.id—Katherine Bermingham adalah seorang ahli kosmogeokimia, seorang ilmuwan yang mempelajari komposisi kimia materi dalam tata surya. Ia mempelajari khususnya berfokus pada asal-usul dan evolusi tata surya serta planet-planet berbatu dengan menganalisis batuan Bumi dan bahan-bahan luar angkasa seperti meteorit.
“Kapan air dikirimkan ke planet ini merupakan pertanyaan besar yang belum terjawab dalam ilmu planet,” kata Bermingham, yang juga seorang profesor madya di Departemen Ilmu Bumi dan Planet di Sekolah Seni dan Sains Rutgers. Ia merupakan penulis utama penelitian ini.
“Jika kita mengetahui jawabannya, kita dapat membatasi dengan lebih baik kapan dan bagaimana kehidupan berkembang,” ujarnya.
Selama ini, para ilmuwan berusaha mempelajari kapan bahan-bahan penyusun yang diperlukan untuk kehidupan muncul sehingga mereka dapat memahami bagaimana dan kapan kehidupan dimulai.
Menurut pemahaman ilmiah saat ini, setidaknya ada tiga bahan yang diperlukan untuk memulai kehidupan. Bahan-bahan tersebut adalah air, energi, dan campuran bahan kimia organik yang dikenal sebagai KHNOFS – singkatan ilmiah untuk karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor, dan sulfur.
Dalam penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal Geochimica et Cosmochimica Acta pada 5 November 2024 berjudul “The non-carbonaceous nature of Earth’s late-stage accretion.” Bermingham dan rekan-rekannya telah menemukan bahwa air tiba di Bumi lebih lambat dalam pembentukannya daripada yang diyakini sebelumnya.
Jurnal tersebut menjelaskan bahwa air muncul selama tahap akhir evolusi Bumi dari debu dan gas, sebuah proses yang disebut oleh para ahli geologi sebagai akresi akhir.
Dengan menggunakan spektrometri massa ionisasi termal dan metode analisis baru yang dikembangkan tim, Bermingham dan rekan-rekannya mempelajari isotop unsur molibdenum. Isotop adalah bentuk unsur dengan jumlah proton yang sama tetapi jumlah neutron yang berbeda.
“Komposisi isotop molibdenum pada batuan Bumi memberi kita jendela khusus untuk melihat peristiwa yang terjadi sekitar waktu pembentukan inti Bumi terakhir, ketika 10% hingga 20% material terakhir sedang disusun oleh planet ini. Periode ini diperkirakan bertepatan dengan pembentukan Bulan,” kata Bermingham.
Mereka mengekstrak molibdenum dari sampel meteorit yang diperoleh dari Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian Institution.
Baca Juga: Bagaimana Orang Romawi Mengartikan Kemunculan Komet dan Meteor?
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR