Kawasan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai layak menjadi museum alam karst di Indonesia, bahkan dunia. Sayangnya, penataan di sana belum optimal lantaran terkendala padatnya penduduk.
Menurut Rudy Suhendar, Kepala Bidang Geologi Lingkungan, Badan Geologi Kementerian ESDM, Gunungkidul sangat berpotensi menjadi tujuan wisata museum alam. "Potensi alam Gunungkidul sangat beragam dan menambah daya tarik wisatawan yang memiliki minat khusus seperti ini."
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembuatan museum karst alam di Gunungkidul adalah kepadatan penduduk. "Penduduk sekitar masih mengandalkan kehidupan pada penambangan kapur," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY Herry Subagiadi saat Koordinasi Pembinaan Pengawasan Usaha Pertambangan Lintas Provinsi, di Hotel Abadi Yogyakarta, Selasa (26/7). "Banyak terjadi kerusakan ornamen gua," tambahnya.
Faktor lain yang turut menghambat adalah ekologi. Menurut Herry, potensi lahan kian merosot, termuasuk kualitas dan kuantitas air. Dari segi biotik pun keanekaragaman flora dan fauna di sana juga kian menurun. Dari aspek budaya, masyarakat sudah meninggalkan kearifan lokal sehingga ekploitasi sumber daya digunakan secara besar-besaran. “Keterpaduan berbagai sektor untuk memberi perhatian lebih pada kawasan karst ini memang masih kurang. Bahkan penelitian di daerah karst juga minim,” papar Herry.
Herry mengaku bukan hal yang mudah untuk mengolah kawasan karst. Dari segi ekonomi misalnya, pemerintah perlu mencari alternatif mata pencaharian lain bagi para penambang. Pemerintah DIY sudah membentuk Forum Pengelolaan Karst Yogyakarta. Forum yang terdiri dari kalangan ahli ini, saat ini tengah melakukan aksi terhadap kawasan karst Gunung Kidul. Beberapa aksi yang dilakukan di antaranya pemantapan areal kawasan karst, pembentukan zonasi karst sesuai potensi wilayah, pemberdayaan masyarakat lokal, serta menyusun bentuk-bentuk kawasan wisata.
Kawasan Gunungsewu, yang berada di DIY, Wonogiri, dan Pacitan, Jawa Timur adalah salah satu contoh kawasan karst yang sudah dijadikan tujuan wisata oleh pemerintah sejak tahun 2005. Hingga 2011 ini, kawasan ekokarst Gunungsewu sudah direalisasikan lewat pembangunan museum karst yang berisi replika karst menarik dari Indonesia dan luar Indonesia. Gua Gong di Pacitan dijadikan museum alamnya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Selisik Lukisan Dinding Prasejarah di Taman Nasional Chiribiquete
KOMENTAR