Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meyatakan letusan sekunder yang terjadi di sungai yang dilalui material Gunung Kelud (1.731 mdpl) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, berbahaya sehingga warga diminta menjauh.
"Itu (letusan sekunder) berbahaya jika ada orang di dekatnya. Status saat ini juga masih waspada, jarak 3 kilometer tidak diperbolehkan ada aktivitas dulu," kata Kepala PVMBG Muh Hendrasto saat dikonfirmasi terkait dengan letupan-letupan di sungai yang terjadi di Kediri, Minggu (4/5).
Pihaknya juga sudah menerima laporan terkait adanya letupan di sungai yang dilewati material Gunung Kelud pada hari Sabtu (3/5). Letupan itu disebut dengan letusan sekunder.
Kondisi itu menunjukkan masih adanya endapan awan panas pascaerupsi gunung pada hari Kamis, 13 Februari lalu. Ia juga mengatakan, potensi terjadi letusan sekunder memang masih bisa terjadi, terutama jika hujan cukup deras. Air hujan bersentuhan dengan material panas, yang memicu terjadinya letupan di aliran sungai yang dilewati material Gunung Kelud.
Adanya letusan sekunder itu, kata dia, juga bisa memicu turun abu. Akan tetapi, abu tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan.
Kendati demikian, dia tetap meminta warga mematuhi larangan PVMBG untuk tidak mendekati gunung dalam radius 3 kilometer. Warga di sekitar kaki Gunung Kelud gempar dengan adanya asap yang keluar dari sungai pada hari Sabtu (3/5) sore. Kejadian itu terjadi di Sungai Ngobo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
Warga mendengar suara seperti gas keluar di sekitar sungai. Di lokasi tersebut juga keluar asap serta abu. Sejumlah warga sempat takut jika gunung di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, itu meningkat lagi aktivitasnya pascaerupsi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR