Partisipasi praktisi teknologi dalam Pemilu Presiden RI 2014 ini memberi warna baru dalam ruang demokrasi.
Sangat membanggakan, mereka tanpa pamrih secara aktif melakukan penghitungan suara dengan memanfaatkan keterbukaan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), sehingga proses hitung suara bukan monopoli institusi pemerintah.
Sebelum KPU mengumumkan perolehan suara capres dan cawapres, di luar sana ada beberapa situs web yang memberi gambaran hasil penghitungan suara, antara lain Pilpres2014.org, KawalPemilu.org, Data-Pilpres.umm.ac.id (dari Lembaga Informasi dan Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang), dan Kawal-Suara.appspot.com.
Berdasarkan pantauan KompasTekno, hasil penghitungan suara yang dilakukan situs web di atas mampu mendekati angka rekapitulasi 33 provinsi yang dirilis KPU dengan selisih terbanyak 0,37 persen.
Sementara itu, penghitungan suara yang dilakukan situs web KawalPemilu.org dan Pilpres2014.org bisa sama persis dengan rekapitulasi final KPU.
Berdasarkan data final KPU yang dirilis Selasa (22/7), tercatat bahwa pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla unggul dengan raihan suara 53,15 persen sementara pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa 46,85 persen.
Kecanggihan sistem hitung suara yang diolah situs-situs di atas tak lepas dari kerja keras sang kreator dalam menyusun kode pemrograman dan peran para relawan yang terlibat dalam pengelolaannya.
KawalPemilu.org
KawalPemilu.org, misalnya, digarap oleh seorang warga negara Indonesia bernama Ainun Najib yang bekerja sebagai konsultan teknologi di Singapura. (Baca profil lengkap Ainun Najib di tautan ini).
Untuk membangun sistem itu, ia dibantu oleh dua teman yang sempat memenangi olimpiade matematika dan kini tinggal di Amerika Serikat. Sayangnya, identitas dua teman itu tidak diungkap ke publik.
Ainun mengaku situs web KawalPemilu.org memiliki relawan sebanyak 700 orang yang meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, untuk berkontribusi tanpa dibayar atau populer disebut crowdsourcing.
"Open data KPU itulah yang paling pertama perlu kita kasih jempol. Tanpa itu, kami tidak akan bisa bikin crowdsourcing tabulasi C1," kata Ainun. "KPU sudah di jalur yang tepat, open data, dan profesionalitas tim IT mereka luar biasa."
Seperti diketahui, situs web KawalPemilu.org dan Kawal-Suara.appspot.com melakukan tabulasi dengan memanfaatkan formulir C1, kemudian situs Data-Pilpres.umm.ac.id memanfaatkan formulir DB1, sedangkan situs Pilpres2014.org memanfaatkan formulir DA1, DB1, dan DC1.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR