Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutuk aksi kelompok ekstrimis Islam di Irak dan Suriah dan menyebutnya sebagai tindakan yang "memalukan", kata koran The Australian.
Yudhoyono menyebut kelompok ekstrimis ini "mempermalukan" dan "menghina" Islam dan meminta semua pemimpin Islam untuk bersatu menghadapi mereka.
"Ini mencengangkan dan menjadi di luar kontrol," katanya dalam wawancara bersama The Australian, Kamis (21/8), sehari sesudah video pemenggalan wartawan Amerika oleh Daulah Islamiyah atau Negara Islam beredar (Baca juga Amerika Konfirmasi Mengenai Pembunuhan Terhadap Jurnalis).
"Semua pemimpin harus mempertimbangkan kembali bagaimana melawan terorisme. Diperlukan perubahan paradigma dari dua sisi—bagaimana Barat memandang Islam dan bagaimana Islam memandang Barat."
Meski telah melarang paham Daulah Islamiyah atau ISIS di Indonesia, Yudhoyono mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ancaman paham itu di Indonesia.
The Australian mengatakan sekitar 200 warga Indonesia dipercaya telah bergabung bersama Daulah Islamiyah. Di Australia, sekitar 100 hingga 150 orang juga dipercaya telah berangkat ke sana.
"Warga kami di Indonesia mengambil pesan rekrutmen dari ISIS yang berisi ide-ide ekstremis," kata presiden.
"Filosofi ISIS berdiri melawan nilai-nilai fundamental yang kita anut di Indonesia."
"Pemerintah dan pihak keamanan telah mengambil langkah-langkah tegas untuk membatasi penyebaran ISIS di Indonesia, termasuk dengan melarang orang Indonesia untuk bergabung
ISIS atau berjuang untuk ISIS, dan juga dengan memblokir situs internet yang mempromosikan ide ini."
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR