Banyak cara menyelesaikan konflik horizontal, salah satunya adalah dengan pendekatan kesejahteraan. Hal itu dikatakan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, di hadapan lebih 150 peserta World Peace Forum (WPF) ke-5, di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (21/11).
"Ada banyak konflik, tapi tidak banyak yang sukses ditangani. Alhamdulillah, saya dapat menyelesaikan berbagai konflik seperti Ambon, Aceh, Poso. Indonesia menjadi pengalaman berharga," ujar pria yang biasa disapa JK itu.
JK menegaskan bahwa tidak semua konflik terjadi akibat tindakan atau faktor antar masyarakat. Konflik muncul, kata dia, banyak dilatari faktor ketidakadilan, dan sedikit berlatar ideologi.
"Dari 15 konflik yang terjadi, hanya 5 peristiwa yang terjadi akibat konflik ideologi. Ambon itu bukanlah konflik agama, tapi karena ketidakadilan," jelas JK.
Faktor ketidakadilan, kata JK, dominan akibat kebijakan yang salah. Ia mengakui, di masa lalu terjadi kebijakan yang tidak berimbang sehingga mengakibatkan ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan politik, ketidakadilan sosial, dan lain sebagainya.
"Karena itu, harus ditempuh cara yang tepat mengatasi hal tersebut. Saya mengutamakan pendekatan dialog dan kesejahteraan daripada pendekatan keamanan. Pendekatan kesejahteraan dan dialog terbukti dapat diterima semua pihak dan tercapailah kesepakatan damai di berbagai wilayah konflik itu," paparnya.
JK mengisahkan, konflik Ambon yang notabene berlatar ketidakadilan, lalu ditarik ke konflik agama. Baik kepada pihak Islam maupun Nasrani, cerita JK, sama-sama masuk neraka.
"Tidak ada satupun agama yang mengajarkan mendapatkan surga dengan cara membunuh," ujar JK yang disambut tawa peserta WPF. Sejak itu kedua pihak berhenti bertikai dan duduk bersama mencari jalan keluar dan perdamaian.
Sementara itu, Sekretaris Kominfo DMI, Hery Sucipto menambahkan bahwa Jusuf Kalla mengapresiasi penyelenggaraan WPF ke-5 tersebut, dan berharap menghasilkan kontribusi nyata sekembali ke negara masing-masing.
Kegiatan WPF ke-5 sendiri, lanjut dia, diadakan oleh PP Muhammadiyah dan Central Dialogue and Cooperation Civiliation (CDCC) pimpinan Din Syamsuddin, mengambil tema Quest for Peace: Lessons of Conflict Resolution.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR