Kuliner Arab di Indonesia mungkin bisa dibilang tidak sepopuler dengan kuliner Cina yang lebih dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.Tetapi bila dilihat dari aspek sejarah,kuliner arab mempunyai perjalanan yang cukup panjang di Indonesia.
Orang-orang Arab yang ada di di Indonesia sejatinya sebagian besar berasal dari daerah syang berada pada garis pantai wilayah Arab Selatan,atau lebih dikenal dengan sebutan Hadramaut.Selain itu ada yang sebagian kecil yang berasal dari Maskat,Yaman,Hijaz,Mesir,dan beberapa di pantai timur Afrika.
Pendatang dari Arab ini biasanya datang ke Nusantara dengan tujuan berdagang dan biasanya mereka datang sendirian tanpa mengajak anggota keluarganya.Mereka membawa barang dagangan seperti kain,parfum,obat-obatan dan lain sebagainya untuk kemudian kembali ke negaranya membawa rempah-rempah dari nusantara.
Selain menjadi pedagang,ada juga yang menjadi mendirikan toko,mendirikan bisnis peminjaman uang,dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak dilakukan oleh pendatang dari Eropa.
Dari kegiatan-kegiatan inilah kemudian terjadi interaksi dengan penduduk setempat.Bahkan tak sedikit dari mereka yang kemudian melakukan pernikahan dengan gadis keturunan asli Indonesia.Akibatnya pada tahun 1858,tercatat sebanyak 30% dari total pendatang Arab,tinggal dan menetap di Indonesia
Pendatang Arab yang menetap Nusantara tak hanya datang dari kalangan pedagang,ada juga ulama dan juru dakwah.Dengan keberadaan para ulama dan juru dakwah ini kemudian memudahkan pembangunan banyak Masjid di Nusantara.Dengan adanya masjid-masjid ini kemudian muncul berbagai kegiatan-kegiatan yang terpusat di masjid sehingga mendekatkan dan mempertemukan penduduk asli dengan pendatang Arab yang berujung pada kesamaan agama dan pernikahan yang memudahkan terjadinya pembaruan.
!break!Kemudian pada tahun 1870,terjadi sebuah perkembangan pesat.Terusan Suez di Mesir dibuka.Dengan dibukanya terusan ini,mempermudah kapal-kapal dari Eropa ke arah Timur termasuk wilayah Nusantara.Kemudian pelabuhan Tanjung Priok di Batavia mulai dibangun tahun 1877 secara modern, selanjutnya Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), yaitu perusahaan pelayaran Belanda memungkinkan orang Arab Hadramaut atau Arab Mesir datang ke Nusantara.
Komunitas Arab di Batavia awalnya bermula dari wilayah seperti Pekojan,Krukut,dan Tanah Abang.Kemudian komunitas ini menyebar ke Kwitang,Conde,dan tempat-tempat lainya.Cikal bakal terbentuknya perkampungan Arab dimulai dari wilayah Pekojan di Jakarta Barat.Pemerintah kolonial Belanda kemudian membuat peraturan khusus yang disebut Wijkenstelsel,dimana dalam peraturan ditetapkan Pekojan ditetapkan sebagai Kampung Arab dan pemerintah kolonial Belanda mengatur dan mewajibkan para imigran dari Hadramaut tinggal di wilayah tersebut.Alasan diberlakukanya peraturan ini adalah guna mempermudah Belanda dalam memonitor pendatang Arab yang jumlahnya kian bertambah.
Setelah wilayah Pekojan,kemudian bermunculan wilayah-wilayah yang Kampung Arab di kota-kota seperti Batavia (Pekojan), Bogor (Empang), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel), Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman), Probolinggo (Diponegoro), Bondowoso, dan Banjarmasin (Kampung Arab), serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota lainnya seperti Palembang, Banda Aceh, Sigli, Medan, Lampung, Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Ampenan, Sumbawa, Dompu, Bima, Kupang, dan Papua.
Kedatangan para pendatang arab ini kemudian menyebabkan pembauran kebudayaan di berbagai hal.Salah satunya adalah dalam hal makanan.
Masakan Arab banyak dipengaruhi oleh masakan dari negara-negara seperti Tunisia,Yaman,Somalia,Mesir,Turki,Afghanistan,Iran,India,dan beberapa negara di Afrika Utara.Ciri khas yang dimiliki masakan Arab ini banyak bergantung pada bahan seperti kurma,gandum,beras,daging,yoghurt dan labnah (yoghurt tanpa lemak).
Bagi orang Arab,kemana pun mereka pergi meratau,mereka selalu akan mencoba untuk mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan cita rasa dan ramuan yang mereka gemari.Hal ini tidak terlepas dari sejarah masakan sejak jaman kekhalifahan Islam berjaya.
Masakan Arab cukup berkembang pada saat kekhalifan Islam,para juru masak pada masa itu berpacu melahirkan jenis masakan baru. Kemudian, setelah berhasil,resep-resep makanan tersebut dituliskan kedalam sebuah buku.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR