Merkurius, planet yang paling dekat Matahari, tak berudara, kecil, panas, dan kering. Bila dibandingkan dengan tarikan kuat Matahari, medan gravitasinya terlalu lemah untuk menahan gas apa pun. Maka, planet itu tak beratmosfer. Ini berarti tiada perlindungan terhadap meteor dan komet yang terus berjatuhan ke permukaannya dan menimbulkan kawah-kawah.
Dari situ Matahari, tampak dua kali lebih besar daripada kelihatannya dari Bumi, sehingga Merkurius terpanggang setiap hari, sedangkan panjang satu hari Merkurius sama dengan 88 hari Bumi. Di tengah hari, suhu permukaannya 420° Celcius, dan di tengah malam suhunya bisa mencapai -180° Celcius. Inilah perubahan suhu paling besar di antara planet mana pun dalam Tata Surya.
Seperti yang diketahui, Merkurius memiliki dataran yang tidak rata, berkawah-kawah. Bagaimana terbentuknya kawah-kawah tersebut? Berikut prosesnya :
1. Jatuhnya Meteor
Karena tak terhalang oleh atmosfer ketika meluncur, sebuah meteor terempas ke permukaan Merkurius. Empasannya membuat debu dan batuan terlempar bagiakan titik-titik air yang memuncrat bila batu dilempar ke kolam.
2. Tersebar Jauh
Tanpa udara yang memperlambat atau membelokkannya, remukan batuan melesat tinggi. Makin besar dan makin cepat meteornya, makin besar kawah yang ditimbulkan; batuan yang terlempar pun makin banyak dan penyebarannya makin jauh.
3. Kawah Besar dan Kecil
Gaya gravitasi memperlambat melesatnya debu dan batuan, sampai kemudian jatuh kembali ke planet. Sementara berjatuhan di sekeliling kawah pertama, jatuhnya batuan yang besar membentuk kawah-kawah sendiri.
4. Pancaran Sekitar Kawah
Batuan dan debu yang terlmepar karena emapasan meteor jatuh kembali membentuk pancaran seputar kawah. Yang jatuhnya jauh dari pusat membentuk pola seperti jari-jari roda. Batuan terbesar dan terberat mendarat paling jauh.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR