Serangan udara koalisi pimpinan AS, Jumat (31/7/2015), menghancurkan dua jembatan penting yang biasa digunakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di seberang perbatasan Irak.
"Serangan udara koalisi menghancurkan dua jembatan yang menghubungkan kota Albu Kamal, Suriah, dengan perbatasan Irak," ujar Direktur Lembaga Pemantau HAM Suriah, Rami Abdel Rahman.
"Kedua jembatan itu sangat penting secara strategis untuk pergerakan ISIS antara Albu Kamal dan Irak," kata Rami.
ISIS menguasai kota Albu Kamal dan pintu perbatasan di dekat kota itu pada Juli 2014, yang menjadi penghubung wilayah kekuasaan kelompok ini di Provinsi Deir Ezzor, Suriah, dengan Provinsi Anbar.
"Dua jembatan itu, satu di sisi timur kota dan yang lainnya ke sisi tenggara, menghubungkan dua rute utama ISIS ke perbatasan Irak," kata Rami.
Jembatan itu membentang ke sisi timur Sungai Efrat menuju ke Baghouz, sebuah kota kecil di perbatasan. Di sebelah tenggara Albu Kamal, jembatan itu membentang di atas sebuah sungai kecil yang langsung terhubung dengan jalan raya ke perbatasan.
"Dengan menggunakan kedua jembatan itu, ISIS hanya membutuhkan beberapa menit untuk tiba di perbatasan Irak dari Albu Kamal," kata Rami.
"Serangan udara ini tidak memutus jalur ISIS ke Irak, tetapi hancurnya dua jembatan itu membuat pergerakan ISIS ke perbatasan semakin sulit karena membutuhkan waktu lama," ujarnya.
Pentagon membenarkan serangan tersebut dan seorang pejabat AS mengatakan serangan itu melumpuhkan kemampuan ISIS melakukan operasi di wilayah Provinsi Anbar, Irak, yang strategis.
"Serangan koalisi menghancurkan beberapa target di sebelah timur perbatasan Suriah untuk mengurangi pergerakan Daesh," kata Panglima Koalisi AS Brigadir Jenderal Kevin Killea dengan menggunakan nama lain ISIS.
"Serangan udara ini menghasilkan dampak besar terhadap kemampuan Daesh di Suriah dalam beroperasi di Irak, khususnya di Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar," ujar Killea.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR