Hanya beberapa spesies laba-laba pemburu Afrika yang umumnya diketahui karena mereka umumnya tersebar luas atau menunjukkan perilaku khusus. Misalnya seperti Leucorchestris arenicola dengan perilaku mengancamnya, atau Carparachne aureoflava dengan perilaku melarikan dirinya yang spektakuler.
Untuk menemukan laba-laba pemburu hidup di gurun Afrika Selatan merupakan hal yang sulit. Apalagi untuk mempelajarinya lebih detail, hal itu hampir tidak mungkin.
“Hewan nocturnal berkaki delapan ini sangat cepat dan tinggal di terowongan tersembunyi di pasir,” jelas Dr Peter Jager, dari Senckenberg Research Institute.
“Untungnya, kami memiliki koleksi yang dapat kami gunakan,” tambahnya.
Di laboratoriumnya, Dr Jager dapat mengidentifikasi genus baru dari laba-laba pemburu Afrika dengan empat spesies yang terkait—May Bruno dari Afrika Selatan, M. anise, M.rudy, dan M. norm dari Namibia.
“Salah satu spesies baru itu dikumpulkan pada tahun 2004 oleh mahasiswa doktoral saya pada waktu itu, Dirk Kunz. Sekarang, saya mendeskripsikan mereka secara ilmiah sebagai May Bruno,” ujar Dr Jager.
Rekan penulisnya, Dr. Henrik Krehenwinkel dari Max-Planck-Institut für Evolutionsbiologie mengkonfirmasi bahwa spesimen tersebut merupakan genus baru.
Hewan penghuni padang pasir ini ditemukan dengan panjang kaki 8-10 cm dan cukup mencolok. Mereka memiliki rumbai unik pada kaki berbulunya.
Tim juga menemukan sifat khusus pada laba-laba ini. Dari keempat betina yang diperiksa, terdapat bekas-bekas gigitan pada cephalothorax mereka. Ini bisa jadi merupakan kecelakaan yang berkelanjutan selama kawin.
Ahli araknologi menolak untuk berspekulasi tentang arti dari perilaku tersebut berharap bahwa rekan-rekan mereka akan dapat mengamati kopulasi di lapangan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR