Macan tutul berusia 5500 tahun masih ditemukan di Cina. Macan tutul tersebut telah diidentifikasi sebagai kucing hutan (Prionailurus bengalensis) oleh tim ilmuwan internasional, yang dipimpin Jean-Denis Vigne dari Universitas Sorbonne.
Dengan jumlah global lebih dari 500 juta ekor, kucing rumahan (Felis catus) merupakan hewan peliharaan yang paling umum di dunia saat ini. Data genetik modern menunjukkan bahwa subspesies barat daya Asia dan Afrika Utara dari kucing liar (Felis silvestris lybica) merupakan nenek moyang dari semua kucing domestik modern.
Di tahun 2000-an, arkeolog dari Akademi Ilmu Pengetahuan China menemukan tulang kucing dari penggalian di pemukiman pertanian, yang berasal dari sekitar 3500 SM di Shaanxi dan Henan provinsi, Cina.
"Apakah kaitan bukti ini dengan kucing Cina kecil dan manusia di masa sebelum masehi milenium keempat di Cina? Atau apakah itu hasil dari kedatangan kucing rumahan ke Cina dari daerah Timur terdekat? Tidak ada cara memutuskan dua hipotesis ini tanpa mengidentifikasi spesies pemiliki tulang,"kata Dr Vigne dan rekan-rekannya.
"Meskipun ada kurang dari empat bentuk berbeda kucing kecil di Cina, dari mana keturunan subspesies kucing modern (Felis silvestris lybica) berasal tidak pernah tercatat," tambah Vigne.
Untuk mencoba untuk menyelesaikan pertanyaan, para ilmuwan melakukan analisis morfometrik geometri. Adanya DNA kuno, adalah satu-satunya cara untuk membedakan tulang kucing kecil tersebut, yang memiliki morfologi sangat mirip sedangkan perbedaannya sering tak terlihat dengan teknik konvensional .
Mereka menganalisis rahang lima kucing dari Shaanxi dan Henan mulai dari 3500-2900 SM.
"Analisis bentuk mandibula menunjukkan bahwa kucing kecil dari situs Neolitik Akhir dan Pertengahan di provinsi Shaanxi dan Henan, provinsi yang menunjukkan kesamaan fenotip dekat dengan Prionailurus bengalensis tidak dengan F. silvestris lybica atau F. s. silvestris,"ungkap para peneliti dalam makalah yang dipublikasi di jurnal PLoS ONE.
Macan tutul terkenal dengan kecenderungan untuk hidup di daerah yang terdapat kehadiran manusia. Sama seperti di Timur dekat dan Mesir, kucing atau macan tutul tersebut mungkin tertarik ke pemukiman Cina dengan proliferasi tikus yang mengambil keuntungan dari toko gandum.
"Status kucing macan tutul rumahan, bagaimanapun, tampaknya telah berumur pendek, pengganti berikutnya tampak jelas ditunjukkan dengan fakta bahwa hari ini, semua kucing rumahan di Cina secara genetik terkait dengan F. silvestris," simpul para ilmuwan.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR