Setiap tahun, daerah pesisir mempersiapkan diri untuk hempasan angin ribut yang dikenal sebagai badai. Baru-baru ini badai menyebabkan gelombang seperti tsunami hingga menyapu Busan, Korea Selatan. Beberapa waktu silam, Badai Matthew memporak-porandakan Haiti. Sebenarnya, bagaimana badai dapat terbentuk?
Jawaban mudahnya adalah karena air laut yang memanas, ditambah rotasi angin ke arah timur Bumi.
"Mereka seperti mesin pemanas," kata ahli meteorologi Jeff Masters dari situs Weather Underground. "Mereka mengambil panas dari lautan dan mengubahnya menjadi energi angin. Mereka mengambil energi panas dan membuatnya menjadi energi mekanik," jelas Masters.
Badai terjadi akibat panas dan udara yang lembab. Badai memindahkan panas dari permukaan laut ke atmosfer Bumi. Badai dapat melakukan perjalanan ribuan mil dari daerah tropis ke arah kutub Bumi.
Menurut Pusat Badai Nasional NOAA, rata-rata pusat mata badai membentang antara 20 sampai 30 mil, beberapa bahkan meluas hingga 120 mil. Badai terkuat, mencapai Kategori 5 dalam skala Saffir-Simpson, di mana angin telah melebihi angka 155 mil per jam.
Apa perbedaan antara badai, siklon, dan topan? Sebenarnya, mereka semua fenomena cuaca yang sama. Para ilmuwan hanya menyebut mereka sebagai hal yang berbeda tergantung lokasi terjadinya.
Mengapa Badai Berbahaya ?
Badai memang dikategorikan berdasarkan kecepatan angin mereka. Namun, ancaman paling berbahaya dari badai bukanlah angin, melainkan gelombangnya. Gelombang badai adalah hempasan air yang disebabkan angin badai.
Kerry Emanuel, ilmuwan atmosfer dari MIT mengungkapkan bahwa gelombang badai merupakan pembunuh nomor satu. "Itulah yang menewaskan orang-orang di Katrina, ia yang membunuh orang-orang di Sandy dan di Haiyan," ujar Emanuel.
Emanuel menyamakan gelombang badai hampir seperti tsunami. Satu kebetulan disebabkan oleh gempa bumi (tsunami), sementara yang lain dihasilkan oleh badai.
Selanjutnya, apa perbedaan antara badai, siklon, dan topan? Sebenarnya, mereka semua fenomena cuaca yang sama. Para ilmuwan hanya menyebut mereka sebagai hal yang berbeda tergantung lokasi terjadinya.
Di Atlantik dan Pasifik utara, angin ribut ini disebut badai (Hurricanes), diambil dari nama dewa kejahatan Karibia, bernama Hurrican. Di barat laut Pasifik, badai kuat yang sama disebut topan. Di Samudera Hindia tenggara dan barat daya Pasifik, mereka disebut siklon tropis yang parah.
Angin ribut yang diklasifikasikan sebagai badai, angin topan, atau siklon, harus mencapai kecepatan angin minimal 74 mil per jam. Jika badai mencapai kecepatan 111 mil per jam, statusnya meningkat menjadi ‘badai intens’.
Jika topan menghempas secepat 150 mil per jam (seperti yang dilakukan Usagi pada 2013), maka ia akan menjadi ‘supertyphoon’.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR