Hujan deras mendera sebuah permukiman di pinggang Tambora, sesaat sebelum gunung itu bererupsi dahsyat. Lalu, hujan abu dan gemuruh mulai meneror warga untuk segera mengungsi. Malangnya, luncuran awan panas telah menerjang permukiman sebelum semua warga meninggalkan desa, mungkin kala erupsi megakolosal pada 10 April 1815. Selama beberapa tahun terakhir, ahli arkeologi berhasil mengidentifikasi kembali repihan permukiman itu: Deretan rumah berpanggung nan bersahaja, beratap ijuk dan berdinding anyaman bambu.
REKOMENDASI HARI INI
Ukiran Neanderthal Tertua Tersegel di Dalam Gua selama 57.000 Tahun
KOMENTAR