Nationalgeographic.co.id - Lembaga PBB melaporkan, ada sekitar 6,3 juta anak yang meninggal dunia sebelum berumur 15 tahun, pada 2017. Artinya, ada satu anak yang meninggal setiap lima detik. Hal ini disebabkan tidak adanya air, sanitasi, nutrisi dan layanan kesehatan yang memadai.
Seperti yang diberitakan oleh Reuters, mayoritas dari kematian tersebut -- sebanyak 5,4 juta anak -- terjadi pada lima tahun pertama di kehidupan anak. Sementara sisanya terjadi pada bayi yang baru lahir.
Baca Juga : Menyedihkan, Sampah Plastik Samudera Pasifik Hampir Seluas Indonesia
Laurence Chandy, Director of Data, Research, and Policy UNICEF mengatakan, jumlah kematian tersebut dapat dikurangi secara dramatis dengan solusi sederhana seperti obat-obatan, air bersih, listrik, dan vaksinasi.
Namun, jika dibiarkan terus menerus, maka 56 juta anak balita dan separuh bayi yang baru lahir akan meninggal sepanjang 2018 hingga 2030.
Pada 2017, diketahui bahwa separuh dari kematian balita terjadi di sub Sahara Afrika. Ada satu dari 13 anak yang meninggal dunia sebelum berumur 5 tahun di sana.
Sementara itu, menurut laporan dari UNICEF, WHO dan Bank Dunia, di negara-negara dengan penghasilan lebih tinggi, perbandingan angka kematian anaknya satu per 185.
Baca Juga : Setelah Filipina dan Hong Kong, Topan Mangkhut Kini Menerjang Tiongkok
Sebagian besar balita yang meninggal disebabkan oleh komplikasi ketika lahir, pneumonia, diare, neonatal sepsis dan malaria.
Pada anak berumur 5-14 tahun, penyebab utama kematiannya adalah luka dan cedera akibat tenggelam atau kecelakaan lalu lintas.
Source | : | VOA Indonesia,Reuters |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR