Begpackers, Ketika Wisatawan Asing Mengemis Demi Mendapat Uang

By Nesa Alicia, Senin, 19 November 2018 | 15:31 WIB
(francescoch)

Nationalgeograophic.co.id - Baru-baru ini, seorang turis asal Rusia bernama Boris Osmanov ditemukan tidur di dalam sebuah tenda di kompleks permakaman umum di Desa Sepuh Gembol, Jawa Timur.

Setelah melakukan perjalanan ke beberapa negara, Osmanov kehabisan uang saat dirinya mengunjungi Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo.

Karena alasan inilah, Osmanov membangun sebuah tenda di permakaman. Bahkan saat ditemukan, Osmanov dalam kondisi sakit setelah dirinya kembali dari Gunung Bromo.

Baca Juga : Disgusting Food Museum, Pameran Makanan Menjijikkan Dari Seluruh Dunia

Tidak hanya di Indonesia, hal serupa juga terjadi di negara Asia lainnya, seperti Singapura, Vietnam, Taiwan, dan Thailand. 

Demi melanjutkan perjalanan atau kembali ke negara asal, para turis yang telah kehabisan uang pun rela untuk mengemis di tengah keramaian.

Melansir Kompas.com, kegiatan mengemis yang dilakukan oleh para turis ini kemudian disebut dengan 'Begpackers'. Fenomena ini biasanya terjadi ketika turis datang dengan membawa uang pas-pasan atau kurang, sehingga mereka tidak dapat melanjutkan perjalanan. 

Di Indonesia, begpackers memang sering muncul. Hingga saat ini belum ditemukan solusi atau kebijakan untuk mengatasi para begpackers di Indonesia. 

Namun tampaknya fenomena begpackers telah menjadi tren di kalangan turis untuk menghemat biaya selama melakukan perjalanan lintas negara. Untuk mendapatkan sejumlah uang, para turis rela untuk mengemis, mengamen, menjual barang miliknya bahkan meminta sumbangan baik melalui warga sekitar atau melalui kampanye crowdfunding untuk membantu mendanai perjalanan mereka.

Baca Juga : Mengapa Sulit untuk Berhenti Merokok? Ilmuwan Menemukan Jawabannya

Para turis juga seringkali melakukan begpackers di negara-negara dengan pendapatan jauh lebih rendah dari apa yang mereka dapatkan di negara asalnya. 

Bahkan masalah ini sering terjadi di negara Thailand, sehingga pemerintah menegaskan untuk mengecek jumlah minimum uang tunai yang di bawanya sebelum memasuki negara gajah putih tersebut. 

Memang sulit untuk mengetahui apakah para begpackers melakukan hal tersebut sebagai pilihan hidup atau karena mereka mengalami kesulitan seperti kehilangan dompet atau paspor.

Nyatanya, tindakan yang dilakukan begpackers dapat menarik simpati penduduk sekitar. Melihat hal ini, semakin banyak turis yang melakukan hal serupa.

Tindakan yang dilakukan jelas mengurangi ekonomi lokal. Selain itu, para begpackers juga mengurangi sumber daya dari penduduk setempat yang justru membutuhkan lebih banyak daripada mereka.