Sejak masa kolonial, ada rumor yang mengatakan bahwa suku Sentinelese merupakan kanibal. Namun, tidak ada bukti yang mendukung fakta tersebut. Analisis yang dilakukan pemerintah India pada 2006 juga menyatakan bahwa kelompok ini tidak mempraktikkan kanibalisme.
“Orang-orang Sentinel tidak memakan tubuh manusia yang sudah meninggal. Jadi, ini membuktikan bahwa mereka tidak kanibal,” papar laporan tersebut.
Kesalahpahaman ini muncul dari praktik yang dilakukan suku tetangga Sentinel. Suku Onge, yang tinggal di dekat sana, biasa memotong dan membakar daging manusia yang sudah meninggal agar itu tidak dikonsumsi oleh arwah jahat.
Ada beberapa kunjungan ke pulau
Dalam beberapa abad terakhir, tercatat kunjungan ke Pulau Sentinel Utara. Pada 1880, penjajah Inggris menculik enam anggota suku Sentinel—dua diantaranya langsung meninggal akibat kontak dengan penyakit yang mereka tidak kebal.
Setelahnya, pada 1960-an, peneliti India memimpin ekspedisi ke pulau tersebut. Saat itu, suku Sentinel diketahui menyerang beberapa jurnalis.
Sejak saat itu, kunjungan ke Pulau Sentinel Utara hanya dilakukan untuk misi penyelamatan. Misalnya, pemerintah India menerbangkan helikopter ke sana setelah tsunami 2004.
Pada 2006, penjaga pantai India mengunjungi Pulau Sentinel Utara untuk membawa mayat dua nelayan yang tewas di sana.
Baca Juga : Mirip Alien, Suku Mangbetu Mengubah Kepala Mereka Menjadi Memanjang
Pemerintah India menawarkan perlindungan hukum sejak 1970
India memproklamasikan Pulau Sentinel Utara sebagai bagian dari Republik India pada 1970. Mereka bahkan mengesahkan hukum yang melarang penyebaran foto atau video anggota suku Sentinelese di media sosial.
Perlindungan dikurangi
Namun, pemerintahan India saat ini mencabut beberapa perlindungan suku Sentinel.
Agustus lalu, Perdana Menteri Narendra Modi menghapus persyaratan untuk mengunjungi 29 area terbatas di Kepulauan Andaman, termasuk Pulau Sentinel Utara tempat mereka tinggal. Artinya, para turis bisa dengan bebas mengunjungi pulau tersebut.