Hijaunya Ubud yang Menenteramkan Tubuh dan Jiwa

By National Geographic Indonesia, Kamis, 6 Desember 2018 | 10:56 WIB
Area sawah di ubud pada pagi hari. (longtaildog/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Bagi Anda penikmat film, “Eat, Pray, Love” tentu bukan judul yang asing di telinga. Bukan tanpa alasan, film yang dibintangi oleh Julia Robert ini memang sempat membuat heboh masyarakat Indonesia, lantaran menggunakan Bali sebagai lokasi syuting.

Ketika film ini mulai tayang pada tahun 2010, Ubud, daerah eksotis yang terletak di Kabupaten Gianyar ini pun sontak ikut naik ke permukaan. Wisatawan muda yang awalnya lebih memilih Kuta dan wisata pantai lainnya, kemudian mulai memasukan Ubud sebagai salah satu destinasi mereka. Mungkin mereka ingin merasakan ketenangan yang telah dirasakan oleh Julia Robert selama di sana.

Jika Anda mencari kedamaian dan ketenangan, maka Ubud adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Bagaimana tidak, budaya Bali yang kental, ditambah dengan pemandangan alam yang luar biasa, dapat memberikan jeda dari rutinitas sehari-hari yang padat. 

Baca Juga : Peran Masyarakat Lokal, Aspek Penting dari Pariwisata Berkelanjutan

Pada masa lalu, Ubud hanyalah sebuah desa kecil. Namun kini, ia berkembang menjadi wilayah yang maju dengan tetap mempertahankan kekhasannya.

Dikenal dengan suasananya yang tentram, Ubud mampu memanjakan tubuh dan jiwa siapa pun yang berkunjung ke sana. Desa ini dikelilingi oleh tanaman-tanaman subur yang memberikan pemandangan nan hijau. Membuat atmosfer pagi dan jalan-jalan sore terasa menyenangkan.

Melihat hal ini, tidak heran jika banyak wisatawan kemudian menghabiskan waktu berhari-hari di Ubud untuk sekadar melepas penat.

Restoran dengan makanan lezat dan spa akan membuat Anda rileks. Berjalan-jalan di sawah yang hijau serta menyaksikan penduduk lokal membawa persembahan ke kuil, memberikan kesan mendalam dan pemandangan unik yang berbeda dari tempat-tempat lainnya.

Untuk menikmati Ubud secara lengkap, Anda dapat memulainya dengan mengunjungi Tegalalang, sebuah kawasan kecamatan di Kabupaten Gianyar. Kawasan dengan luas 61,8 km persegi ini kaya akan pemandangan sawah dengan sistem pengairan yang sudah dikenal luas, subak.

Berjalan kaki di tengah kawasan sawah ketika Matahari hendak menampakkan dirinya, akan mengawali hari Anda dengan perasaan yang tenang. Jangan lupa untuk membawa kamera, pemandangan di sana sangat sayang untuk dilewatkan.

Monyet-monyet di Ubud Monkey Forest. (trubavin/Getty Images/iStockphoto)

Selepas Matahari terbit, kami sarankan Anda untuk mengunjungi Ubud Monkey Forest. Udara pagi yang sejuk, 115 spesies pohon, dan tingkah laku ratusan monyet ekor panjang di sana akan menjadikan perjalanan Anda semakin sulit untuk dilupakan.

Selepas berjalan kaki di tengah sawah dan mengunjungi Ubud Monkey Forest, tentu Anda akan merasa lapar. Tidak perlu khawatir, Ubud juga dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan kuliner. Sebut saja, Bebek Bengil, Bebek Tepi Sawah, Babi Guling Ibu Oka, atau Naughty Nuri’s, semuanya tersedia di sana.

Hari Anda masih panjang, manfaatkan saja untuk lebih mengenal Ubud. Caranya? Berbaur lah bersama warga sekitar sambil melihat kegiatan sehari-hari mereka. Anda juga dapat mengunjungi kuil dan kampung yang tidak termakan zaman.

Satu tempat yang sebaiknya jangan Anda lewatkan bila ingin merasakan kehangatan masyarakat Ubud dan kekayaan seni mereka, Ubud Art Market.

Pengalaman seakan mengunjungi museum seni bisa Anda dapatkan di sana sambil mencari oleh-oleh.

Ubud Art Market, Bali. (sihasakprachum)

Berbicara mengenai museum seni, Ubud juga dikenal dengan banyaknya galeri seni yang juga ramai akan wisatawan. Museum Puri Lukisan, ARMA, Museum Rudana, Museum Seni Neka, dan Museum Blanco Rennaissance siap menyambut Anda yang ingin mengenal Ubud lebih dalam.

Ubud juga menjadi tempat sempurna untuk menikmati pertunjukkan budaya, seperti tari kecak, legong, barong, hingga drama Mahabrata dan wayang kulit.

Bila Anda merasa bahwa banyaknya destinasi di Ubud akan menguras tabungan terkait biaya transportasi, Anda salah. Berbagai destinasi di Ubud dapat Anda telusuri hanya dengan berjalan kaki. Selain hemat, ada manfaat kesehatan yang akan Anda dapat.

Cara menuju ke Ubud

Mengunjungi Ubud adalah hal yang mudah. Waktu tempuh dari Bandara Internasional Ngurah Rai pun hanya berkisar 1,5 hingga 2 jam saja

Bila tidak ingin menyewa kendaraan, Anda dapat menggunakan berbagai pilihan shuttle bus. Biaya yang dikeluarkan pun hanya berkisar Rp60.000 – Rp120.000, tergantung dari shuttle bus yang Anda pilih, dan pilihan tiketnya.

Baca Juga : Destinasi Digital GenPI, Bukti Kecintaan Anak Muda Terhadap Pariwisata Indonesia

Ingin lebih menghemat biaya? Anda dapat menggunakan Trans Sarbagita. Transportasi yang mirip dengan Transjakarta. Dengan biaya Rp3.500, Trans Sarbagita akan membawa Anda dari Kuta Sentra Parkir menuju Batubulan.

Setelah sampai di Batubulan, Anda hanya perlu menyambung rute menggunakan angkot (masyarakat Bali menyebutnya dengan Bemo), dari Terminal Batubulan menuju Ubud dengan biaya sekitar Rp5.000.

Tertarik untuk mencari informasi lebih lengkap dan beragam mengenai Ubud? Tidak perlu khawatir, pesona.travel menyediakan banyak informasi terkait.