Hibernasi Psikologis, Cara Peneliti di Antartika Mengatasi Stres Demi Bertahan Hidup

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 7 Desember 2018 | 14:17 WIB
Ilustrasi bertahan hidup di Antartika. (TasfotoNL/Getty Images)

Nathan Smith, peneliti psikologi dan rasa aman dari University Manchester, menyatakan bahwa para peneliti yang bertugas di Antartika kerap menjalani 'hibernasi psikologis'. Untuk mengatasi keadaan sulit di sana, salah satu yang dilakukan peneliti untuk bertahan hidup adalah 'menghilangkan' diri mereka sejenak.

Smith menjelaskan: "Hibernasi psikologis merupakan mekanisme protektif untuk melawan stres kronis–yang mana masuk akal jika kondisinya benar-benar tidak bisa ditangani. Anda pasti berusaha rileks dan menolak berupaya keras agar energi tetap terjaga."

"Namun, di sisi lain, ini akan berbahaya, karena Anda mungkin lambat bereaksi terhadap apa yang terjadi. Di lingkungan dengan cuaca ekstrem, jika tidak dapat menangani masalah secepat mungkin, itu bisa mengakibatkan cedera serius atau kematian," tambahnya.

Baca Juga : Catatan John Allen Chau Ungkap Detik-detik Sebelum Ia Tewas Dibunuh Suku Sentinel

Beruntung, menurut Smith, pusat penelitian di Antartika saat ini jauh lebih layak huni. Fasilitasnya memberikan perlindungan yang tinggi. Dengan begitu, mengaktifkan hibernasi psikologis seperti mengistirahatkan diri sejenak dan tidak mempedulikan apa pun bisa efektif mengatasi stres.

Selain peneliti di Antartika, astronaut di luar angkasa yang tinggal dalam kondisi yang sama–ketinggian ekstrem, isolasi, dan terbatasnya ruang–juga bisa memakai mekanisme hibernasi psikologis ini saat stres mengeksplorasi luar angkasa.