Karena keramaian yang terjadi di rumah Hodges, sang suami, Eugene Hodges pun seketika meninggalkan kantornya dan bergegas pulang. Sesampainya di rumah, Eugene pun meminta orang-orang yang berkumpul ini untuk menjauh.
Ann begitu kewalahan menghadapi kerumunan orang ketika ia dibawa ke rumah sakit. Dengan paranoia Perang Dingin yang sedang tinggi, kepala kepolisian Sylacauga menyita batu hitam tersebut dan memberikannya kepada Angkatan Udara.

Setelah Angkatan Udara mengonfirmasi bahwa benda tersebut adalah meteorit, sebuah pertanyaan pun muncul ke permukaan. Batuan angkasa ini akan diapakan? Masyarakat pun kemudian mengusulkan agar batu ini dikembalikan kepada Ann yang juga menyetujuinya.
“Saya merasa seperti meteorit ini milik saya. Saya pikir Tuhan memberikannya kepada saya. Lagi pula, batu ini menghantam saya!” ujar Ann, seperti yang diberitakan oleh Museum.
Warga negara sederhana
Ketika meteorit itu diserahkan pada Ann, muncul sebuah masalah. Ann dan Eugene adalah pasangan yang menyewa rumah termpat kejadian tadi, sementara itu pemilik rumah mereka, janda bernama Birdie Guy, menginginkan meteorit itu untuk dirinya.
Guy menyewa pengacara dan menggugat. Ia mengklaim batu itu sebagai miliknya karena telah jatuh di atas propertinya. Hukum berada dipihaknya, namun tidak demikian dengan opini publik.
Guy akhirnya mencabut gugatannya di pengadilan. Ia menyerah atas klaimnya dan menerima uang sebesar 500 dolar AS sebagai pertukaran untuk meteorit itu.
Baca Juga : Berlian Meteorit Ini Ceritakan Kisah Planet yang Hilang
Eugene yakin bahwa batu itu akan memberi keberuntungan pada mereka. Namun ketika hal tersebut tak kunjung terjadi, mereka menyumbangkan batu meteorit itu ke Natural History Museum pada tahun 1956. Hingga kini, batu antariksa tersebut masih dipajang di sana.
Ann kemudian menderita gangguan saraf, dan pada 1964, ia dan Eugene berpisah. Pada tahun 1972, Ann meninggal dunia dalam usia 52 tahun di rumah perawatan Sylacaugan akibat menderita gagal ginjal.
Eugene menuduh metorit dan hiruk pikuk yang kemudian mengikuti, sebagai penyebab terenggutnya nyawa Ann. Seperti dikutip dari pemberitaan museum, ia mengatakan, “Dia (Ann) tak pernah benar-benar pulih.”
“Ann bukan orang yang mencari pusat perhatian. Ann Hodges hanyalah warga negara yang sederhana, dan saya benar-benar berpikir, semua perhatian ini yang menyebabkan kejatuhannya,” ungkap direktur museum, Randy Mecredy (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia).