Kisah Tragis Buthania, Gadis Cilik yang Menjadi Simbol Perang Yaman

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 4 Januari 2019 | 11:12 WIB
Foto Buthaina yang menarik perhatian dunia. (Mohammed Huwais, Karem Alzerii/AFP)

Nationalgeographic.co.id - Hidup Buthaina Mansur al-Rimi berubah secara drastis sejak tahun lalu. Menjadi yatim piatu di Sana'a, Yaman, gadis cilik ini sempat tinggal di Arab Saudi untuk perawatan medis. Ia baru saja kembali ke ibukota Yaman, belum lama ini.

Semua anggota keluarga Buthania tewas akibat serangan udara yang diluncurkan Arab Saudi. Foto-foto penyelamatan Buthania dan gambar dirinya dengan mata dan jari-jari yang penuh luka saat berada di rumah sakit, menarik perhatian dunia.

Dalam sebuah wawancara dengan AFP, Buthaina dan pamannya, Ali–mengenang serangan yang membunuh kedua orangtua, empat saudara perempuan, satu saudara laki-lakinya.

Ingin menjadi dokter

"Aku sedang berada di kamar ibu bersama ayah, saudara perempuan dan laki-laki, serta pamanku, ketika itu terjadi," kenang Buthania.

"Saat rudal pertama jatuh, ayah yang sedang mengambil gula sangat terkejut. Tak lama kemudian, rudal kedua dan ketiga menyerang, dan rumah kami pun hancur," kata gadis berusia delapan tahun ini.

Baca Juga : Gadis Afghanistan Terpaksa Hidup dan Berdandan Seperti Laki-laki, Mengapa?

Beberapa hari setelahnya, foto Buthania yang berusaha membuka mata kananya viral di internet. Kepopuleran foto itu membuat Buthania menjadi semacam propaganda dalam perang antara pemberontak Hutsi dan media Saudi.

Buthaina mengatakan bahwa dia berharap bisa pergi ke sekolah untuk pertama kalinya. Tampak sehat, ia duduk di lantai di rumah pamannya di Sana'a. Buthaina senang bermain boneka bersama sepupunya.

"Aku ingin pergi ke sekolah dan menjadi dokter," kata Buthaina kepada AFP.

"Aku harap perang segera berhenti dan kami bisa hidup dengan tenang. Agar anak-anak Yaman bisa hidup dalam kedamaian," imbuhnya.

Rumah Buthaina yang hancur akibat serangan udara. (Mohammed Huwais/AFP)