Nationalgeographic.co.id – Bheki Cele, Menteri Kepolisian Afrika Selatan mengatakan, gelombang pembunuhan yang tinggi membuat negaranya mirip seperti zona perang.
“Keadaan ini harus segera dibalik,” ujarnya.
Statistik angka kriminalitas yang dipublikasikan oleh pemerintah setempat menunjukkan bahwa ada lebih dari 20 ribu kasus pembunuhan pada 2017, meningkat 7% dari tahun sebelumnya.
Dengan kata lain, ada sekitar 57 pembunuhan setiap harinya. Angka ini bahkan dua kali lipat lebih tinggi dari 1993 -- setahun sebelum berakhirnya apartheid.
Baca Juga : Anthonius Gunawan, Staf AirNav Yang Berkorban Demi Penumpang Pesawat
Tingkat pembunuhan, yang memperhitungkan populasi suatu negara, adalah cara terbaik untuk menunjukkan skala kematian. Melihat angka tersebut, nasib negara ini memang sangat suram.
Menurut UNODC, di 2015, Afrika Selatan menjadi negara kelima dengan tingkat pembunuhan tertinggi. Ia mengalahkan negara-negara lain di Benua Afrika dengan status ekonomi serupa.
Meski begitu, UNODC menegaskan, beberapa negara memiliki definisi hukum atas pelanggaran, dan metode penghitungan kejahatan yang berbeda. Mungkin juga ada perbedaan signifikan dalam tingkat pelaporan kepada polisi dan pihak berwenang.
Baca Juga : 2 Dari 5 Kasus Bunuh Diri Terjadi Pada Wanita India, Apa Pemicunya?
Berdasarkan data kepolisian Afrika Selatan, ada 1.144 kantor polisi di seluruh negara tersebut. Namun, hanya 20% kasus pembunuhan yang tercatat di 30 kantor polisi.
Pembunuhan yang terjadi biasanya terkait dengan kekerasan dan konflik antargeng di provinsi Western Cape, Cape Town.
Komite parlemen mengatakan, upaya polisi yang dilakukan saat ini kurang efektif sehingga para komandan harus memperkuat penegakan hukum di pusat-pusat kejahatan.
Source | : | BBC,New York Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR