Asteroid Pemusnah Dinosaurus Picu Tsunami Besar di Seluruh Laut Dunia

By Gita Laras Widyaningrum, Minggu, 13 Januari 2019 | 13:00 WIB
Ilustrasi asteroid menabrak Bumi. (celafon/Getty Images/iStockphoto)

 

Nationalgeographic.co.id - Ketika asteroid menghantam Bumi dan memusnahkan dinosaurus pada 65 juta tahun lalu, itu tidak jatuh dengan 'lembut' ke permukaan planet kita. Sebaliknya, ia menimbulkan tsunami setinggi hampir satu mil dan menciptakan kekacauan di seluruh lautan dunia.

Batuan luar angkasa dengan panjang sekitar 14 kilometer tersebut–dikenal dengan nama asteroid Chicxulub–menyebabkan kehancuran besar. Tak heran jika bencana itu membuat dinosaurus punah, dan mengakhiri masa Cretaceous-Paleogene.

"Asteroid Chicxulub menghasilkan gelombang tsunami global, yang belum pernah dilihat di zaman modern," kata Molly Range, pemimpin penelitian dari Department of Earth and Enviromental Science, University of Michigan.

Range dan koleganya memaparkan hasil penelitiannya ini pada pertemuan tahunan American Geophysical Union.

Tsunami besar

Para peneliti sebenarnya telah mengetahui bahwa asteroid menghantam perairan dangkal di Teluk Meksiko. Namun, ternyata, dampaknya juga meluas ke samudra dunia.

Untuk menggambarkan dampaknya dengan benar, Range merasa perlu pemodelan yang dapat menghitung deformasi kerak Bumi pembentuk kawah, serta gelombang dari ledakan awal air hingga ia jatuh kembali ke air.

Baca Juga : Gunung Agung Kembali Meletus, NASA Anggap Letusan Gunung Agung Sebagai Kabar Bahagia

Bersama timnya, ia pun mendatangI Brandon Johnson, asisten profesor yang mempelajari dampak kawah dari Brown University. Sebelumnya, Johnson membuat model terperinci dari apa yang terjadi sepuluh menit setelah tabrakan asteroid.

"Pada titik tersebut, air bergerak kembali ke kawah. Air ini kemudian mengalir ke dalam kawah sebelum keluar dan membentuk 'gelombang kehancuran'," paparnya.

Di model penelitian yang kedua, tim Range mempelajari bagaimana tsunami terjadi di seluruh laut dunia. Mereka melakukannya dengan mengambil hasil dari model pertama (terutama bentuk kawah), gelombang, serta ketinggian permukaan laut dan kecepatan air. Range kemudian menggunakan kumpulan data di medan samudra kuno untuk menentukan bagaimana tsunami terjadi.

Hasilnya menunjukkan bahwa efek tsunami dirasakan di semua wilayah Bumi.