Begini Upaya Nazi Tutupi Kejahatan Mereka di Kamp Kematian Auschwitz

By Gita Laras Widyaningrum, Minggu, 13 Januari 2019 | 12:00 WIB
Pintu masuk kamp Auschwitz (Gita Laras Widyaningrum)

Sementara itu, tawanan yang tersisa tetap meringkuk di ranjang mereka dan menunggu. Ada beberapa yang melarikan diri ketika tahu tidak ada pengawasan SS.

Ivan Dudnik, anak laki-laki berusia 15 tahun, diselamatkan dari kamp Auschwitz. (Gita Laras Widyaningrum)

Lalu, pada 27 Januari 1945, Red Army sampai ke kamp. Di dalamnya, mereka menemukan para tahanan yang penuh kotoran dan kelaparan, anak-anak yang menjadi percobaan medis, dan bukti mengejutkan lain tentang kejahatan Nazi.

Di Birkenau, pasukan SS gagal merusak gudang tempat penyimpanan barang-barang korbannya. Dari yang ditemukan terdapat 7,7 ton rambut manusia, 370 ribu jas pria, dan 837 ribu gaun dan mantel wanita.

Hanya 7000 tahanan yang tersisa di kamp saat pembebasan. Red Army lalu membantu memberi makan dan merawat mereka. Setengah dari tahanan yang masih hidup, meninggal karena kelelahan dan kelaparan setelah dibebaskan. Sisanya, pulih secara bertahap dan memulai hidup mereka sebagai pengungsi.

Baca Juga : Kisah Marcel Marceau Menyelamatkan Anak-anak Yahudi dengan Pantomim

Ketika jangkauan kengerian Holocaust terungkap, masyarakat dunia mulai bereaksi terhadap apa yang terjadi di Auschwitz.

Meskipun Nazi melarikan diri dan mencoba menutupi kejahatan, tapi mustahil untuk tidak mengetahui kekejaman yang sudah mereka lakukan. Suara dari korban dan penyintas hidup melalui testimoni yang diberikan.

Secara keseluruhan, enam juta Yahudi tewas dalam Holocaust. Saat ini, museum dan monumen peringatan di Auschwitz, menjaga sisa-sisa kejahatan Nazi – sebuah pengingat untuk mereka yang dibunuh dan sebagai bukti bagi orang-orang yang selamat.