Nationalgeographic.co.id - Akhir Maret lalu, instrumen NASA di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), berhasil mendeteksi lubang hitam yang berjarak sekitar 10 ribu tahun cahaya dari Bumi. Saat ditemukan, ia sedang dalam proses melahap bintang.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya sangat aneh, bahkan dilihat dari standar benda langit super padat mana pun. Lubang hitam itu perlahan-lahan mengalami penyusutan.
Baca Juga : Bibit Tanaman yang Dibawa Rover Tiongkok Berhasil Tumbuh di Bulan
Menurut unggahan di situs Massachusetss Institute of Technology, yang juga dipublikasikan pada jurnal Nature, korona lubang hitam–cincin partikel yang mengelilingi mulutnya–berubah menjadi 'hantu' dari dirinya yang sebelumnya.
Itu bermula dari ukuran lebar korona yang tadinya sekitar 50 mil, menjadi lebih kecil dan berakhir di 6,2 mil. Padahal, perlu diingat bahwa monster luar angkasa ini seharusnya berukuran sepuluh kali lipat dari Matahari dan sedang dalam proses menghirup seluruh bintang di dekatnya.
Baca Juga : Astronom Temukan Planet Langka yang Dua Kali Lebih Besar dari Bumi
Jack Steiner, ilmuwan di Kavli Institute for Astrophysics and Space Research MIT, mengatakan bahwa pengamatan ini merupakan temuan terbesar pada studi terbaru tentang lubang hitam.
"Ini pertama kalinya kami melihat korona menyusut selama evolusi ledakan," kata Steiner.
"Korona lubang hitam memang sangat misterius dan kami baru mengetahui sedikit hal tentangnya. Namun, sekarang kami memiliki bukti bahwa ada yang berkembang dalam struktur korona itu sendiri," pungkasnya.