Nationalgeographic.co.id - Tabrakan besar antara Bima Sakti dan galaksi terdekatnya dapat membangkitkan lubang hitam supermasif–membuatnya membengkak hingga delapan kali massanya saat ini. Ia kemudian akan melahap gas di sekitarnya dan membuang sejumlah besar radiasi energi.
Seperti yang kita tahu, galaksi tidak stagnan. Mereka bergerak di luar angkasa sepanjang waktu, terkadang bertabrakan dan saling menyatu.
Diperkirakan sekitar delapan miliar tahun mendatang, Bima Sakti akan bertabrakan dengan Andromeda, galaksi tetangga yang paling dekat dengan kita.
Baca Juga : Rupa Galaksi Bima Sakti Bila Dilihat Melalui Mata Manusia Super
Namun, 6 miliar tahun sebelum itu, kemungkinan akan ada tabrakan kosmik lainnya. Yakni, ketika galaksi kita dihantam oleh Large Magellanic Cloud (LMC), galaksi satelit yang berdiameter sekitar 14 ribu tahun cahaya dan mengorbit Bima Sakti.
Menurut studi yang dipublikasikan pada Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, jika terjadi, maka peristiwa yang diperkirakan terjadi pada dua miliar tahun mendatang itu, dapat membangunkan lubang hitam supermasif yang berada di pusat Bima Sakti.
Baca Juga : Mengenal Planet Bola Mata yang Memiliki Sisi Panas dan Dingin Ekstrem
LMC sendiri berjarak sekitar 163 ribu tahun cahaya dari Bima Sakti. Meskipun ia mengorbit galaksi Bima Sakti, tapi LMC mungkin akan tertangkap tarikan gravitasi dan meluncur ke arah galaksi yang kita tempati ini.
"Walaupun dua miliar tahun merupakan waktu yang lama pada masa hidup manusia. Namun, itu sangat singkat dalam rentang waktu kosmik," kata Marius Cautun, peneliti dari Durham University.
"Kehancuran Large Magellanic Cloud karena dimakan oleh Bima Sakti akan menimbulkan malapetaka bagi galaksi kita. Itu akan membangunkan lubang hitam yang hidup di pusat Bima Sakti dan mengubah galaksi menjadi 'nukleus galaksi aktif' atau quasar. Fenomena ini akan menghasilkan pancaran radiasi energi tinggi yang berasal dari luar lubang hitam," paparnya.
Source | : | Newsweek |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR