Kutub Magnet Bumi Bergeser, Dampaknya Bisa Pengaruhi GPS di Ponsel

By National Geographic Indonesia, Senin, 21 Januari 2019 | 10:12 WIB
Ilustrasi pergerakan kutub magnetik utara selama 50 tahun terakhir. (National Centers for Environmental Information)

Ini memaksa para ahli geomagnetisme untuk memperbarui Model Magnetik Bumi (WMM), sebuah peta kekuatan magnetik.

Peta digunakan secara meluas pada navigasi militer dan sipil, dan digunakan aplikasi telepon pintar seperti Google Maps.

"Hal ini dibuat dari serangkaian pengamatan di seluruh dunia selama lima tahun. Dari sana, model dunia dibuat, memperlihatkan perubahan ruang dan waktu. Mirip peta 4D," geolog ini menjelaskan.

"Ini model dasar, bahkan untuk memposisikan satelit," tambahnya.

Versi terbaru WMM dikeluarkan pada tahun 2015 dan seharusnya tetap berlaku sampai 2020.

Tetapi kecepatan perubahan magnetosfir membuat para ilmuwan harus memperbaruinya untuk versi yang dijadwalkan keluar pada tanggal 30 Januari.

Selain perubahan kutub, getaran elektromagnetik yang terasa di atas Amerika Selatan pada tahun 2016 juga memaksa dilakukannya pembaruan.

Perubahan yang tidak terduga ini meningkatkan jumah kesalahan pada model yang ada sekarang.

Menurut jurnal sains terkemuka dunia, Nature, peneliti Amerika dan Inggris mengatakan WMM saat ini telah kedaluarsa nyaris mendekati batas yang dapat diterima - dan dapat menimbulkan kemungkinan kesalahan navigasi.

Keamanan satelit

WMM juga diperlukan bagi keamanan peralatan yang mengorbit Bumi.

Medan magnet tersebar secara tidak seimbang dalam kaitan dengan kekuatannya dan memberikan perlindungan yang lebih sedikit jika melemah.