Astronom Temukan Lubang Hitam yang Berkeliaran di Sekitar Galaksi Kita

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 21 Januari 2019 | 15:48 WIB
Lubang hitam mampu melahap benda-benda di sekitarnya. (Cappan/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Lubang hitam sangat sulit dideteksi (kecuali jika mereka sedang memakan atau menabrak benda-benda luar angkasa di sekitarnya).

Alasan mengapa ia susah ditemukan adalah karena lubang hitam tidak memancarkan radiasi elektromagnetik apa pun.

Meski begitu, keberadaan objek raksasa di alam semesta ini tak dapat dimungkiri. Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada arXiv, para astronom dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ), memaparkan bukti yang menyatakan bahwa salah satu lubang hitam sedang melayang dengan jarak sekitar 20 tahun cahaya dari pusat galaksi Bima Sakti.

Baca Juga : Kabar Buruk, Tanaman Kapas yang Berhasil Tumbuh di Bulan Kini Sudah Mati

Awalnya, menggunakan teleskop radio Atacama Large Millimeter/Submillimeter Array (ALMA), para peneliti menemukan aliran gas molekuler yang mengorbit pada objek besar.

"Ketika mengecek data ALMA untuk pertama kalinya, saya sangat semangat karena aliran gas itu menunjukkan pergerakan orbit. Menunjukkan ada objek misterius yang diintainya," papar Shunya Takekawa, ahli astrofisika NAOJ.

Awan padat berkecepatan tinggi telah diamati sebagai hasil dari tabrakan supernova. Namun, objek yang diberi nama HCN-0.009-0.044 tersebut, tidak menunjukkan bentuk maupun pola ekspansi terkait.

Baca Juga : Rupa Galaksi Bima Sakti Bila Dilihat Melalui Mata Manusia Super

Kemudian, dengan melihat bentuk dan pergerakan aliran gas, tim peneliti akhirnya berhasil menyimpulkan bahwa objek tersebut memiliki massa setara dengan 32 ribu Matahari.

"Hasil penelitian kami memberikan bukti mendalam bahwa ada lubang hitam dengan massa menengah yang berkeliaran di pusat galaksi kita. Juga bahwa awan padat berkecepatan tinggi dapat menjadi 'satelit' yang mengorbitnya," papar peneliti.

"Pengamatan dengan resolusi tinggi pada gas berkecepatan tinggi tersebut dapat membantu menemukan lubang hitam nonbercahaya atau yang sudah hilang," pungkas mereka.