Nationalgeographic.co.id - Pada Selasa (15/1), bibit tanaman yang dibawa rover Chang'e-4 berhasil tumbuh di sisi terjauh Bulan. Ia pun menjadi tanaman pertama yang berhasil menunjukkan kehidupan di sana.
Namun, beberapa waktu setelahnya, Liu Hanlong, pemimpin eksperimen tersebut, menyampaikan kabar buruk. Tanaman kapas yang baru saja tumbuh tersebut sudah mati.
Penyebabnya: saat malam tiba di sisi jauh Bulan, suhunya langsung turun drastis.
Baca Juga : Astronom Temukan Lubang Hitam Misterius yang Mengalami Penyusutan
Hanlong melaporkan, suhu di dalam Chang'e-4 turun menjadi -52 derajat celsius. Dan itu terus terjun hingga -180 derajat celsius. Ini membuat eksperimen menumbuhkan tanaman di Bulan pun berakhir. Tidak ada mekanisme di Chang'e -4 yang bisa menjaga tumbuhan tetap hangat di sana.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), pembekuan mendadak bisa langsung membunuh tanaman. Kapas, yang biasanya tinggal di wilayah hangat di Bumi, ternyata tidak dapat beradaptasi dengan suhu dingin di Bulan.
Dinginnya malam hari di Bulan tidak seperti pergantian musim panas ke musim dingin di Bumi. Inilah yang membuat tanaman di sana kesulitan menyesuaikan diri.
Selama periode siang hari yang berlangsung dua minggu, suhu permukaan Bulan bisa setinggi 100 derajat celsius. Namun, ketika malam tiba, temperatur dapat dengan cepat jatuh ke angka -173 derajat celsius.
Ibaratnya, air akan langsung membeku dan daun-daun segera gugur jika terpapar perubahan suhu yang drastis seperti itu. Tidak heran jika tanaman kapas akhirnya syok dan tidak dapat berkembang lagi.
Meskipun akhir dari tanaman kapas ini cukup menyedihkan, tapi usaha para peneliti Tiongkok yang berusaha menumbuhkan tanaman di Bulan patut diapresiasi.
Baca Juga : Rupa Galaksi Bima Sakti Bila Dilihat Melalui Mata Manusia Super
Sebelumnya, diketahui bahwa wahana luar angkasa Chang'e-4 berhasil mendarat di sisi terjauh Bulan, tepatnya di kawah Von Karman pada Kamis (3/1), 10.26 waktu Tiongkok. Yang menarik para peneliti menempatkan beberapa makhluk hidup di dalamnya, seperti benih kentang, Arabidopsis, serta telur ulat sutera.
Mereka melakukan hal tersebut untuk melihat apakah tanaman tersebut berhasil melakukan fotosintesis dan berkembang di Bulan.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR