Nationalgeographic.co.id—Teluk Persia memisahkan Iran dan Jazirah Arab. Teluk ini mengalir ke Laut Arab melalui Teluk Oman, yang juga dikenal sebagai Laut Oman. Namun, Teluk Oman dan Teluk Persia dihubungkan oleh Selat Hormuz.
Selat Hormuz merupakan satu-satunya jalur laut yang memungkinkan perairan Teluk Persia mencapai perairan terbuka (Samudra Hindia). Selat Hormuz merupakan jalur air strategis yang penting dan memfasilitasi perdagangan internasional.
Sejak lama, jalur perairan sempit namun penting ini kerap menjadi sumber ketegangan Iran. Yang terbaru, Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz sebagai dampak dari pertikaian antara Iran dan Israel.
Di mana Selat Hormuz?
Selat Hormuz merupakan jalur air sempit antara Iran dan Jazirah Arab, khususnya Uni Emirat Arab, dan Musandam (Oman). Iran terletak di pantai utara, sedangkan UEA berada di pantai selatan. Teluk Oman berada di timur Selat, sedangkan Teluk Persia berada di barat.
Selat ini memiliki panjang 167 kilometer, dengan lebar bervariasi dari 39 kilometer hingga 95 kilometer. Lebarnya menyempit ke arah utara tetapi masih memungkinkan untuk dilalui kapal-kapal besar.
“Beberapa pulau yang terletak di Selat Hormuz adalah Hengam, Hormuz, dan Qishm,” tulis John Misachi di laman World Atlas.
Asal-usul nama Selat Hormuz
Lintasan yang menghubungkan Teluk Persia telah dijelaskan sejak abad pertama, dalam Periplus of the Erythraean Sea. Akan tetapi, deskripsi tersebut tidak menyebutkan nama apa pun untuk bukaan tersebut.
Dari abad ke-11 hingga ke-17 M, Kerajaan Ormus terletak di sisi timur Teluk Persia. Para ahli percaya bahwa selat tersebut mungkin mendapatkan namanya dari nama kerajaan tersebut.
“Ormus” berasal dari kata Persia “Hur-mogh,” yang berarti “pohon kurma”. Suku Hurmoz dan Minab masih menyebut selat tersebut sebagai “Hurmogh”.
Baca Juga: Dunia Tanpa Perang: Apa yang Terjadi Jika Bumi Menjadi Damai Sepenuhnya?
Source | : | Time,World Atlas |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR