Data menunjukkan iklim memengaruhi budaya dengan cara yang dramatis.
Setelah melakukan kajian mendalam dari data-data tadi, para peneliti menemukan bahwa perubahan iklim yang kita alami saat ini belum pernah terjadi dalam 2.500 tahun terakhir. Karena data yang dikumpulkan dapat menghubungkan pola cuaca dengan tahun tertentu, para peneliti juga dapat memastikan cuaca dengan momen tertentu dalam sejarah. Data menunjukkan iklim memengaruhi budaya dengan cara yang dramatis.
Salah satu contohnya adalah pergeseran tidak biasa terhadap pola cuaca yang ekstrem antara tahun 250 hingga 550, bertepatan dengan periode pergolakan politik dan ekonomi di Eropa. Pola cuaca kembali stabil sekitar tahun 700 sampai 1000, ketika masyarakat kembali berkembang di pinggiran barat laut Eropa. Pada sekitar tahun yang sama, koloni Nordik berkembang di Islandia dan Greenland.
Tidak hanya itu, iklim juga diduga memiliki peran dalam epidemi Black Death yang menewaskan setengah populasi Eropa pada tahun 1347. Selama puluhan tahun menjelang wabah ini, penelitian menunjukkan terjadinya musim panas yang lembab dan cuaca dingin. Kondisi ini memungkinkan terciptanya kondisi kelaparan yang meluas dan memburuknya tingkat kesehatan. Akibatnya, orang-orang mudah terjangkit wabah.
Cuaca basah berkepanjangan hingga 300 tahun yang mendorong persebaran wabah pes pada abad pertengahan, bertepatan dengan kemerosotan Kekaisaran Romawi. Contoh lainnya, kondisi cuaca dingin pada awal abad ke-17 yang bertepatan dengan Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa.