Hal ini telah memacu industri perawatan hewan peliharaan untuk menawarkan berbagai hal mulai dari diet hewan peliharaan hingga pemotretan berharga fantastis. Perusahaan rintisan yang berhubungan dengan hewan peliharaan juga kini menjadi populer di kalangan usaha kapitalis.
Menurut Korea Rural Economic Institute (KREI) , industri terkait hewan peliharaan di Korea Selatan bernilai 2,7 triliun won atau sekitar Rp 34 triliun pada tahun lalu dan bisa lebih dari dua kali lipat pada 2027.
Menangguk untung hewan peliharaan
Salah satu perusahaan yang mencari keuntungan dari berkembangnya industri itu adalah Pet Pick, yang memproduksi makanan khusus untuk lebih dari 10.000 hewan. Pet Pick merupakan satu dari empat perusahaan rintisan hewan peliharaan yang menerima investasi dari GS Home Shooping, pengecer online yang merupakan bagian dari perusahaan konglomerat GS Holdings Corp.
“Kami hanya menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi, seperti salmon dan buah cranberry sehingga produk kami dua kali lebih mahal dari makanan hewan kering biasa,” kata pendiri Pet Pick, Park Eun-byul.
“Banyak dari pelanggan kami adalah anak muda, yang merawat hewan peliharan mereka layaknya anak sendiri dan bersedia untuk membayar lebih,” kata Park.
Perushaan pendanaan terkemuka, Korea Investment Partners (KIP), berinvestasi pada dua perusahaan rintisan hewan peliharaan pada 2018. Dua perusahaan itu adalah Bacon, yang membuat mainan bertema liburan seperti Natal dan Halloween, dan Pet Friends yang bisa mengirimkan produk-produk hewan peliharaan dalam waktu satu jam.
KIP juga berencana untuk berinvestasi dalam piknik yang menjual makanan hewan peliharaan buatan tangan akhir tahun ini.
Perusahaan-perusahaan lain yang sudah mapan juga turut berinvestasi. Meritz Fire & Marine Insurance berhasil menggaet lebih dari 6.000 pelanggan dalam waktu tiga bulan setelah meluncurkan produk asuransi hewan pada Oktober lalu, dibandingkan dengan hanya sekitar 100 per tahun untuk program asuransi sebelumnya.
Penjualan produk hewan peliharaan di CJ ENM TV dan toko online naik tiga kali lipat tahun lalu, dari penjualan pemurni air berbentuk kaktus untuk kucing seharga lebih $100 dari Rp 1,4 juta.
“Itu dua kali lebih mahal daripada pemurni air biasa tapi kami menjual beberapa lusin setiap harinya,” kata Lee Da-woon yang membeli produk itu untuk dijual kembali secara online.