Nationalgeographic.co.id - Saat ini, kafein merupakan hal umum untuk dikonsumsi, terutama dalam bentuk kopi. Bahkan, sebuah penelitian dari National Institutes of Health menunjukkan bahwa mengonsumsi tujuh hingga delapan gelas kopi sehari dapat menurunkan resiko kematian.
Kopi juga terbukti bermanfaat untuk meningkatkan fokus dan daya ingat, menurunkan berat badan, dan mengatasi kerusakan hati akibat alkohol.
Manfaat lain dari kopi adalah dapat mencegah terjadinya kanker karena kandungan antioksidannya yang tinggi.
Baca Juga : Minum Kopi Bisa Membuat Kita Panjang Umur, Benarkah Demikian?
Namun, tanpa disadari, kita dapat mengalami kondisi yang dinamakan “ovedosis kafein”. Itu terjadi ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak kafein.
Ketika seseorang mengalami overdosis kafein, ia akan merasa gelisah, mual, muntah, bahkan terkena palpitasi pada jantung. Palpitasi adalah kondisi ketika jantung kita berdetak tidak normal, baik terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
Kadar konsumsi kafein juga perlu diperhatikan bagi penderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Baca Juga : Memiliki Ketergantungan Pada Kafein? Ini Bahaya dan Cara Mengatasinya
Selain kopi, kandungan kafein juga dapat ditemukan pada berbagai macam minuman dan makanan. Mulai dari teh, minuman bersoda, obat-obatan penghilang rasa sakit, minuman berenergi, coklat, hingga suplemen penurun berat badan.
Jika Anda memang membutuhkan asupan kafein setiap harinya, takaran yang dianjurkan adalah 150-600 miligram per hari.
Namun, bagi seseorang dengan detak jantung yang tidak teratur, dianjurkan untuk mengonsumsi 300 mg kafein saja atau setara dengan tiga gelas kopi.
Sementara itu, untuk mereka yang memiliki penyakit tertentu harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar dapat mengetahui jumlah kafein yang bisa dikonsumsi.