Murid 6 SD Diperkosa Pamannya Sendiri, Kenali Ciri Predator Seksual di Sekitar Kita

By Gregorius Bhisma Adinaya, Selasa, 29 Januari 2019 | 12:20 WIB
Kenali ciri predator seksual anak. (master1305/Getty Images/iStockphoto)

Mereka akan berpura-pura berbagi rahasia penting kepada anak, membuat anak merasa dipercaya dan diistimewakan. Pada akhirnya, anak juga diminta berbagi sesuatu yang penting dengan Si Predator.

Seluruh pihak harus turut andil dalam pencegahan. (Zbynek Pospisil/Getty Images/iStockphoto)

Area Aman Untuk Anak

Mencegah kejahatan seks terjadi pada anak, selain memerlukan peran orang tua, pemerintah juga bisa menggandeng masyarakat umum untuk terlibat aktif melindungi generasi muda kita. Salah satunya mungkin dengan mengadopsi program Safe Stop di New York.

Adanya program ini didorong oleh pembunuhan seorang anak, Leiby Kletzky pada 2011. Leiby hilang setelah pulang dari acara berkemah dan tubuhnya ditemukan dalam kondsi termutilasi. Kasus ini membuat geram masyarakat dan mendorong jaksa setempat untuk mencanangkan program Safe Stop.

Toko-toko daerah Brooklyn yang ingin berpartisipasi melindungi anak-anak, diberi stiker khusus di bagian depannya. Bangunan yang punya stiker ini, berarti tempat aman bagi anak. Tidak hanya itu, anak yang memerlukan pertolongan juga dapat mendatangi tempat tersebut.

Baca Juga : Biaya Punya Anak Mahal, Warga Korea Selatan Lebih Pilih Pelihara Hewan

Anak bisa datang dan mendapat bantuan serta perlindungan dari orang dewasa. Mereka yang ingin berpartisipasi, telah lebih dahulu diseleksi dan diperiksa latar belakang kehidupannya oleh pemerintah dan aparat hukum.

Mungkin, sudah saatnya negara kita mengadopsi program serupa dengan melibatkan partisipasi masyarakat luas.

Tujuannya, agar anak-anak yang mengalami ancaman kejahatan, termasuk dari predator seksual, dan sedang jauh dari rumah, bisa segera mendapat perlindungan sebelum sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.