Tidak Hanya Orangtua, Gangguan Kecemasan Juga Menyerang Anak-anak

By Nathania Kinanti, Sabtu, 2 Februari 2019 | 09:00 WIB
Lonely boy sitting on stairs (mactrunk)

Nationalgeoraphic.co.id – Rasa takut memang hal yang normal bagi beberapa anak. Namun, jika tidak dikontrol, itu akan menyebabkan gangguan kecemasan (anxiety disorder). 

Seorang anak dapat dikatakan mengalami kecemasan ketika dia sering menunjukkan rasa khawatir atau takut dalam sehari atau seminggu. Mereka yang mengalami anxiety disorder juga sering susah tidur.

Kemudian, perlu diperhatikan juga apakah si anak memilki masalah dalam berkonsentrasi atau masalah emosional yang menyebabkan dia mudah marah atau sedih, dan apakah ia menarik diri dari orang-orang terdekatnya. 

 Baca Juga : Kenali Jenis Gangguan Kecemasan Berikut, Apakah Anda Mengalaminya?

Untuk diketahui, beberapa jenis gangguan kecemasan yang bisa menyerang anak-anak adalah Generalized Anxiety Disorder (GAD), Panic Disorder atau Panic Attack, Separation Anxiety Disorder, dan Social Anxiety Disorder atau Social Phobia.

University of Vermont kini telah menciptakan sebuah alat yang dapat mendeteksi gangguan kecemasan pada anak. Tujuan pembuatan alat terbut adalah mencegah tindak kekerasan atau parahnya lagi bunuh diri oleh anak yang mengalami anxiety disorder, baik sekarang atau di masa yang akan datang.

Untuk mendapatkan hasil penelitian itu, mereka melakukan eksperimen kepada 63 anak dengan menggunakan metode bernama “mood induction task”. Ini adalah sebuah metode yang dirancang untuk memperoleh rincian perilaku dan perasaan anak.

Tim peneliti kemudian mengantar anak ke dalam sebuah ruangan. Mereka meminta anak-anak untuk diam di tempatnya sebelum menunjukkan ular palsu dari arah belakang tubuh si anak.

Cara ini dilakukan agar peneliti dapat menilai bagaimana reaksi gerak tubuh dan kemampuan berbicara anak selama tes berlangsung dengan alat sensor gerak.

Anak-anak dengan gangguan kecemasan dinilai memiliki perilaku yang berbeda: mereka akan memalingkan badan kebelakang bahkan sebelum ular diperlihatkan.

Setelah hasil sensor gerak keluar, itu akan diproses ke mesin dengan algoritma khusus yang bisa mengidentifikasi apakah anak mengalami anxiety atau depresi.

Baca Juga : Punya Beberapa Akun Media Sosial? Waspada Peningkatan Kecemasan Hingga Depresi