Ingin Mencegah Depresi? Lakukan Olahraga Secara Teratur

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 6 Februari 2019 | 08:00 WIB
Olahraga mampu mencegah penuaan pada otak dan jantung, juga mencegah depresi. (nd3000/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga secara teratur benar-benar dapat mencegah depresi.

Dipublikasikan pada jurnal JAMA Psychiatry, studi tersebut menggunakan sebuah analisis genetika untuk membuktikan kaitan antara aktivitas fisik dengan depresi.

Ada banyak sekali data yang terlibat: sebuah pengukuran aktivitas didasarkan pada dokumentasi pribadi 377 ribu orang, dari 91 ribu orang yang mengenakan sensor gerak di tangannya, serta tingkat depresi 143 ribu partisipan.

Baca Juga : Terlalu Sering Menonton Televisi, Perkembangan Balita Terhambat

Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin banyak aktivitas fisik yang tercatat pada sensor gerak, maka semakin besar potensi mereka terhindar dari depresi.

Meski begitu, dari dokumentasi aktivitas fisik yang dilaporkan sendiri oleh partisipan, tidak menunjukkan adanya penurunan depresi. Hal ini mungkin karena tidak semua partisipan mengatakan hal sebenarnya tentang olahraga yang mereka lakukan. Bisa juga karena standar aktivitas fisik setiap orang berbeda-beda.

Menurut Karmel Choi, Ph.D, pemimpin penelitian dari Psychiatric and Neurodevelopmental Genetics Unit at the Massachusetts General Hospital Center for Genomic Medicine, melakukan lebih banyak aktivitas fisik melindungi kita dari depresi.

"Aktivitas ringan pun lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa. Perhitungan kasar kami menunjukkan bahwa mengganti kebiasaan duduk dengan berlari selama 15 menit, cukup untuk menurunkan risiko depresi," paparnya.

Baca Juga : Peneliti: Sakit Tenggorok yang Tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Tanda Kanker

Penelitian ini dianggap penting karena menawarkan strategi pencegahan gangguan mental.

"Tentu saja sangat menyenangkan mengetahui bahwa aktivitas fisik dapat bermanfaat untuk mencegah depresi. Meski begitu, masih perlu penelitian lebih lanjut. Terutama untuk melihat apakah aktivitas fisik juga berpengaruh pada depresi yang disebabkan faktor genetik," kata Dr. Choi.