Perubahan Iklim Akan Mengubah Warna Lautan, Bagaimana Prosesnya?

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 7 Februari 2019 | 10:07 WIB
Mekarnya fitoplankton di New York sebabkan perubahan warna laut. Foto diambil pada 2015 lalu. (NASA via AP)

Nationalgeographic.co.id - Menurut para peneliti, pada akhir abad ini–jika tidak terjadi lebih cepat–laut dunia akan menjadi lebih biru dan hijau akibat perubahan iklim.

Sementara perubahan warna ini mungkin tidak akan terlihat oleh mata manusia, tapi itu dapat memengaruhi kehidupan laut.

Di jantung lautan, terdapat mikroorganisme kecil yang disebut fitoplankton. Mereka sangat penting untuk siklus makanan laut dan jumlah karbon dunia, juga sangat peka terhadap suhu perairan.

Baca Juga : Studi Terlama Dalam Sejarah, Rencana Selesai Pada Tahun 2514

Fitoplankton hidup di permukaan laut, di mana mereka menggunakan sinar matahari dan karbondioksida untuk melakukan fotosintesis. Mereka menarik karbon ke laut ketika mengeluarkan oksigen. Ketika organisme tersebut hilang, maka mereka akan mengubur karbon di lautan dalam.

Menurut NASA, laut yang semakin menghangat memengaruhi perkembangan fitoplankton. Sebab, mereka tidak hanya membutuhkan sinar matahari dan karbon dioksida saja untuk bertahan hidup, tapi juga nutrisi.

"Produktivitas fitoplankton akan menurun karena perairan yang menghangat. Kolom air semakin bertingkat sehingga sulit mendaur ulang nutrisi dari perairan dalam ke permukaan," papar peneliti.

Fitoplankton merupakan dasar dari rantai makanan dan jumlahnya sangat beragam. Jika mikroorganisme ini hilang dari laut, maka akan memengaruhi ikan yang bertahan di lautan dan juga rantai makanan secara keseluruhan. Oleh sebab itu, penting untuk memantau jumlah fitoplankton di lautan.

Perubahan iklim akan memicu 'mekarnya' beberapa fitoplankton di beberapa wilayah, tapi berkurang di titik lainnya. Akibatnya, terjadi perubahan pada penampakan lautan dunia.

Para peneliti membuat model iklim yang memproyeksikan perubahan laut sepanjang abad ini. Dan jika Bumi menghangat 3 derajat celsius, hasilnya menunjukkan ada beberapa perubahan warna laut.

Warna laut akan bervariasi dari hijau ke biru, tergantung pada tipe dan konsentrasi fitoplankton atau ganggang di daerah tersebut. Lautan berwarna biru tua biasanya menandakan jumlah fitoplankton yang sedikit. Dan semakin hijau perairan, maka semakin banyak organisme tersebut di sana.

Menurut NASA, ketika sinar matahari menabrak lautan, itu akan direfleksikan kembali. Namun, sebagian besar cahaya juga menembus permukaan laut dan kemudian berinteraksi dengan molekul air yang ditemuinya.

Dengan mengawasi perubahan warna laut ini, para ilmuwan dapat lebih memahami fitoplankton dan bagaimana perngaruhnya terhadap lingkungan sekitar mereka.

"Warna adalah sinyal perubahan yang pertama," ujar Stephanie Dutkiewicz, peneliti utama dari MIT's Center for Global Change Science.

"Kita bisa melihat perubahan warna laut, bukan dengan mata tapi dengan instrumen khusus," imbuhnya.

Baca Juga : Mengungkap Kasus Kejahatan Alam Liar yang Dilakukan Terhadap Burung

Selama bertahun-tahun, pemerintah telah menggunakan satelit untuk memantau jenis cahaya yang datang ke permukaan Bumi. Menurut Dutkewicz, satelit mungkin akan memberikan sinyal awal tentang bagaimana perubahan iklim mengubah laut dan warnanya.

"Instrumen tersebut akan menjadi penjaga. Satelit akan memberitahu kita mengenai jumlah fitoplankton melalui warna laut yang berubah," katanya.

"Akan butuh waktu lama sebelum kami dapat menunjukkan perubahannya dengan statistik. Namun, perubahan warna laut menjadi peringatan awal bahwa perubahan iklim benar-benar berdampak pada planet kita," pungkas Dutkiewicz.