Nationalgeographic.co.id - Bagi para penggemar kuliner berkuah seperti mie ayam, bakso, dan lainnya, mungkin tak merasa asing dengan mangkuk bergambar ayam jago.
Orang-orang berusia produktif yang tumbuh di era 70 dan 80-an pun juga familiar dengan keberadaan mangkok ini. Bagi mereka, mangkuk ayam jago bisa menjadi pengikat ingatan kolektif masa-masa menyantap bakso di warung favorit.
Zaman sekarang ini, gambar ayam jago pada mangkuk yang legendaris tersebut menjadi inspirasi para kaum muda kreatif untuk membuat beragam aksesoris. Seperti tas, kaos, topi, selendang, sarung bantal hingga selampai.
Baca Juga : Sejarah Dim Sum, Camilan Khas Kanton yang
Penggemarnya pun tak kalah heboh. Mereka menunjukkan rasa bangganya dengan melakukan swafoto bersama barang-barang bergambar ayam jago.
Ada pula beberapa produsen alat makan yang memproduksi varian mangkuk dan piring bergambar sang ayam jago.
Melihat hal itu, produsen asli mangkuk ayam jago mengimbau agar pengusaha lain tidak menggunakan desain gambar yang sama. Ini terkait dengan hak cipta perusahaan dari PT Lucky Indah Keramik.
Kisah si mangkuk ayam jago
Di negara asalnya, Tiongkok, mangkuk ini tidak hanya tenar sebagai perangkat makan sehari-hari. Ia juga terkenal karena sering menjadi properti di film-film Hong Kong karya Stephen Chow pada tahun 90-an.
Tidak hanya itu, mangkuk ayam jago merupakan perangkat makan yang wajib digunakan sebagai ‘seserahan’ dalam upacara pernikahan di Tiongkok.
Orang Kanton biasa menyebutnya dengan Jigongwan, penduduk di wilayah Tiongkok bagian utara Gongjiwan, sementara mereka yang berdialek Minnan atau tinggal di Tiongkok bagian selatan memanggilnya Jijiaowan.
Lalu, bagaimana sebenarnya awal mula kisah si mangkuk ayam jago ini?