Nationalgeographic.co.id - Sebelum dikenal hampir di seluruh dunia, dim sum merupakan kudapan utama penduduk Tiongkok di wilayah selatan, termasuk Hong Kong yang didominasi oleh orang-orang Kanton. Maka, tidak heran jika mereka disebut-sebut sebagai pencetus lahirnya dim sum.
Dilansir dari KompasTravel, Aji Bromokusumo, penulis buku Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara, mengatakan bahwa orang-orang Kanton yang banyak menghuni wilayah Guangdong punya kebiasaan menyeruput teh hijau di pagi hari dibarengi dengan beberapa camilan.
Baca Juga : Sejarah Jatinegara, Medan Pertumpahan Darah Prajurit Inggris, Belanda, dan Prancis
Awalnya, keberadaan teh lebih utama dibanding dim sum. Mereka bahkan menyebut kebiasaan di pagi hari itu dengan "yam cha" (menyeruput teh).
Namun, seiring berjalannya waktu, dim sum malah jauh lebih populer. Aji mengatakan, hal ini dipengaruhi oleh faktor pelafalan “dim sum” yang lebih mudah diucapkan orang-orang Inggris.
Seperti yang diketahui, wilayah Hong Kong memang pernah menjadi koloni Inggris sebelum dikembalikan ke Tiongkok pada 1997.
“Dim sum merupakan pelafalan orang-orang Kanton terhadap dianxin (baca: tien sin). Maknanya berarti 'sedikit menyentuh di hati',” papar Aji. Dalam bahasa Mandarin, dianxin secara harfiah juga berarti kudapan.
Baca Juga : Asal Usul Resolusi Tahun Baru, Dilakukan Sejak Ribuan Tahun Lalu
Meskipun awalnya hanya dikenal sebagai camilan, tapi saat ini dim sum tak lagi terikat pada tradisi awalnya.
Berbagai restoran kini menawarkan menu dim sum tak hanya sebagai menu sarapan. Anda dapat menyantap aneka ragam dim sum hingga kekenyangan. Ia juga tak harus dimakan bersama teh hijau.
Source | : | travel.kompas.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR