Nationalgeographic.co.id—"Ini adalah sebuah ekspedisi lintas generasi dari sebuah perkumpulan Pecinta Alam Universitas Trisakti sehingga diperlukan waktu didalam penyelarasan visi dan misi," ujar Anto Koesharjanto yang memaparkan tantangan dalam memimpin Jelajah Laut Nusantara 2025.
Dia menambahkan bahwa ekspedisi ini digagas oleh Mahasiswa Pecinta Alam Aranyacala Trisakti. Bukan suatu kebetulan bila pelaksanaannya bersamaan dengan musim angin dari Timur yang bersahabat. Selain keterampilan dalam mengarungi lautan, sepanjang perjalanan tim ekspedisi menempa ketabahan dan ketangguhan fisik.
"Pertimbangan dan analisa keselamatan yang perlu dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten," ujar Anto menambahkan tantangan lain. "Ketidakwaspadaan akan perubahan arus, iklim dan kondisi berpotensi menyebabkan insiden." Atas pemikiran keamanan dan kelancaran ekspedisi, mereka senantiasa berkoordinasi dengan nelayan, pemerintah daerah, TNI-AL, dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS).
Ekspedisi Jelajah Laut Nusantara ini melibatkan sembilan anggota lintas generasi Aranyacala Trisakti—baik mahasiswa aktif maupun alumni Universitas Trisakti. Mereka adalah Anto Koesharjanto, Saleh Alatas, Teddy Misran, Satrio Wibowo, Rofinus Monteiro, Mawardi Wandy, Daffa Muhajir, M Roffi Abdullah, dan Damian.
Sepanjang ekspedisi ini mereka mengusung semangat cinta laut, pelestarian lingkungan, serta promosi wisata bahari Indonesia. Mereka melibatkan warga, komunitas pecinta alam, dan pendayung setempat. Bahkan, turut memperkenalkan perahu kayak kepada warga yang ingin merasakan mendayungnya.
Tim ekspedisi juga menyuarakan kampanye lingkungan yang mengangkat isu pencemaran laut, penangkapan ikan berlebih, dan isu perubahan iklim yang berdampak pada masyarakat pesisir. Mereka turut mengajak masyarakat dalam aksi bersih pantai dan edukasi sampah plastik. "Kampanye lingkungan, harus ditingkatkan lebih optimum sehingga masyarakat pesisir paham bahwa laut adalah halaman depan rumah kita semua," ungkapnya.
Ekspedisi kayak ini bermula dari Pantai Pototano, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat pada Rabu, 7 Mei 2025. Setelah hampir sebulan penuh, akhirnya kayak-kayak Jelajah Laut Nusantara tiba CND Resort di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Selasa sore, 3 Juni 2025. Kayak-kayak itu telah menempuh jarak 486 kilometer—setara perjalanan Jakarta-Surakarta melalui jalan tol trans-Jawa.
"Sejujurnya misi eksplorasi bahari Indonesia belum dilakukan secara menyeluruh," ungkap Anto. Menurutnya misi dokumentasi alam dan budaya pesisir sudah mereka himpun, namun barangkali perlu melihat lebih dalam lagi ini dan tentunya sangat tergantung pada waktu yang tersedia.
Berkaitan dengan misi edukasi dan inspirasi selama ekspedisi, mereka berupaya mengajak generasi muda untuk mencintai dan menjaga laut demi membangun kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan. "Banyak desa nelayan yang kami singgahi yang antusias dengan kehadiran kami," kata Anto. "Hal ini memberikan peluang bagi kami di dalam menularkan kecintaan bahari dan lingkungan hidup bagi anak-anak dan remaja sebagai penerus bangsa."
Kendati berhasil menyelesaikan Jelajah Laut Nusantara, Anto dengan rendah hati mengakui bahwa ekspedisi ini masih belum tuntas. "Saya anggap belum selesai karena ini merupakan program kecintaan bahari yang berkelanjutan hingga beberapa tahun kedepan."
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR