Nationalgeographic.co.id–100 juta tahun yang lalu, dinosaurus harus berhati-hati dengan gunung berapi jika ingin berumur panjang. Mereka pun harus waspada dengan keberadaan predator menakutkan yang mengintai daratan. Namun akhirnya asteroid besar yang tak terhentikan yang meluncur melintasi angkasa untuk menghancurkan hari mereka.
Namun ternyata bukan cuma itu masalah yang dihadapi oleh dinosaurus. Binatang prasejarah itu pun harus berhadapan dengan kutu pengisap darah.
Para ilmuwan menemukan bangkai parasit yang bersarang di gumpalan amber Burma berusia 99 juta tahun. “Kutu tersebut menempel pada bulu dan menjadi bukti fosil pertama bahwa kutu memangsa dinosaurus,” tulis Ian Sample di laman The Guardian.
Para peneliti di Oxford University’s Museum of Natural History bekerja sama dengan para ahli Spanyol. Mereka memeriksa potongan-potongan amber kuno dari Myanmar. Tim menemukan kutu, potongan kumbang pemakan jaringan hewan, dan setidaknya satu bulu dari seekor dinosaurus.
Seperti dalam film Jurassic Park, organisme-organisme tersebut terawetkan dengan sempurna di dalam amber, yang merupakan fosil resin pohon. Namun para ilmuwan mengesampingkan kemungkinan mengekstraksi DNA mereka karena molekulnya dianggap terlalu rapuh untuk bertahan hidup selama puluhan juta tahun.
Seekor kutu keras sepanjang setengah sentimeter yang terawetkan dalam amber ditemukan menempel pada bulu dinosaurus. Sementara yang lain ditemukan bersama sisa-sisa kumbang yang diperkirakan telah menginfestasi sarang tempat dinosaurus bertelur.
Di antara temuan parasit yang mengerikan tersebut terdapat spesies baru, tetapi kini telah punah, yang dinamai Deinocroton draculi oleh tim. Nama tersebut diberikan setelah salah satu kutu ditemukan menggembung dengan darah.
Materi ini merupakan bukti paling meyakinkan hingga saat ini bahwa kutu mengisap darah dinosaurus berbulu.
Sisa-sisa fosil dinosaurus berkaki dua yang disebut teropoda menunjukkan bahwa banyak di antaranya ditutupi bulu-bulu lebat. Fungsi bulu lebat itu adalah untuk memberikan kehangatan serta menarik lawan jenis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kutu menemukan rumah di bulu dinosaurus, dan menyantap darah hewan tersebut. “Setidaknya sejak periode Kapur, 100 juta tahun yang lalu,” ungkap Sample.
Baca Juga: Berapa Lama Rentang Hidup Dinosaurus? Bagaimana Cara Mengetahuinya?
Peneliti memang tidak dapat memastikan jenis dinosaurus yang dimakan kutu tersebut. Tapi usia pertengahan Kapur pada amber Burma menegaskan bahwa bulu tersebut jelas bukan milik burung modern. “Pasalnya, bulu tersebut muncul jauh setelahnya,” kata Ricardo Pérez-de la Fuente yang meneliti spesimen tersebut. Detail penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR